Lihat ke Halaman Asli

Rumondang Ernawati Sitohang

Proud Mom. Bahagia itu jika masih bisa traveling, menulis dan bernyanyi

Covid Di Negara Berkembang: Sebuah Opini

Diperbarui: 12 Februari 2022   17:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: dokumen pribadi

Menyedihkan. Ini kondisi penanganan Covid yang saat ini saya rasakan dan lihat. Anak-anak mengalami learning loss sejak dua tahun pandemi melanda. 

Pengangguran bertambah. Indonesia turun kelas dari negara berpenghasilan menengah ke atas menjadi negara berpenghasilan menengah ke bawah. Tindakan kriminal meningkat. Tidak adanya kepastian kapan Covid akan usai membuat hati saya gundah gulana.

Kemunduran belajar siswa terjadi karena situasi yang tidak pasti, kesenjangan yang berkepanjangan sehingga siswa tidak mendapatkan pendidikan yang baik dan seharusnya. Rasa sosial menurun. Mengapa? Tentu saja karena pembelajaran dilakukan secara daring mengakibatkan siswa tidak mengenal satu sama lain. Banyak siswa yang diperbudak oleh gadget, menjadi egois dan malas belajar.

Saat negara Swedia mengumumkan sudah terbebas dari pandemi Covid, Indonesia masih bergelut dengan ketidakmampuan menangani Covid. 

Apa penyebabnya? Menurut saya, penyebab utamanya adalah ketidakpatuhan yang konsisten dari masyarakat dan ketidaktegasan yang konsisten dari penegak hukum. Tentu saja tingkat pendidikan yang rendah serta tipikal "ngeyelnya" penduduk negara berkembang juga berkontribusi.

Perhatikan tempat-tempat ibadah! Perhatikan kerumunan di pasar! Perhatikan kegiatan di kampung-kampung! Apakah sudah taat prokes? Apakah ada tindakan tegas yang konsisten dari para penegak hukum dan pengambil kebijakan? Apakah masyarakat memiliki kepatuhan terhadap peraturan pemerintah? Silahkan nilai sendiri!

Sudah dua tahun anak saya yang bungsu beribadah secara online. Setiap minggu, dia berkata,"Ma, kapan dedek bertemu dengan teman sekolah minggu?" 

Terus terang, saya tak mampu menjawab. Saya juga tak ingin menjawab dengan kalimat manis berisi kepalsuan. Saya hanya berkata,"Sabar Nak, semua akan indah pada waktunya!"  Ibadah orang dewasa yang baru berjalan 6 bulan terakhir, dilaksanakan dengan kapasitas 50% juga dilakukan dengan prokes ketat. Dan saya senang ikut menjadi bagian dalam membantu program pemerintah.

Melalui tulisan singkat ini, saya mengajak saudara-saudara setanah air. Mari bantu pemerintah untuk menangani pandemi Covid! Segera vaksin, patuhi protokol kesehatan. Kalau diminta untuk beribadah 50% silahkan ikuti. Mari peduli dan jangan egois! Saling jaga demi Indonesia tercinta. 

Bagi penegak hukum, beri tindakan tegas yang konsisten terhadap para pelanggar prokes. Jangan tebang pilih! Buat pengambil kebijakan, turunlah ke bawah, lihat apa yang terjadi! Berikan contoh yang baik kepada masyarakat! Niscaya, Indonesia dengan bangga akan mengumumkan,"Kami terbebas dari Covid." Salam waras.

Kota Industri, 12 Februari 2022 (07.20 WIB)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline