Melakukan wisata edukasi dengan si bungsu Griselda sudah kami rencanakan satu minggu sebelumnya. Tanggal 15 Januari 2022, akhirnya rencana itu kami eksekusi. Tujuannya Taman Wisata Alam Mangrove Pantai Indah Kapuk. Dari Cikarang, butuh waktu kurang lebih tiga jam untuk sampai di TWA Mangrove PIK.
Perjalanan dimulai dengan kereta api sampai Stasiun Manggarai. Tapi hal ini tidak saya rekomendasikan. Cara tercepat jika kamu menggunakan transportasi umum adalah dari stasiun Cikarang naik kereta api jurusan Stasiun Jakarta Kota. Dari stasiun Kota, berjalan beberapa puluh meter ke halte Trans Jakarta koridor 1A. Nah dari sini ada rute menuju PIK.
Dengan berbekal informasi dari sopir Trans Jakarta, saya dan Griselda turun di sebuah bangunan megah. Tepatnya di depan Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia. Karena anak saya merasa lapar dan memang sudah waktunya makan siang, maka kami mampir di Fresh Market. Setelah makan siang, saya memesan aplikasi gojek online. Siang hari berjalan kaki rasanya kurang pas. Dengan biaya Rp.13.000, sampailah saya dan Griselda di TWA Mangrove PIK. Oh ya, suasana jalan di depan Yayasan Buddha Tzu Chi rapi dan jalanan cukup lebar.
Setibanya di TWA Mangrove PIK, saya langsung menuju loket pembelian tiket masuk. Berhubung weekend, pengunjung anak dikenakan tiket seharga Rp.20.000 sedangkan dewasa Rp.35.000. Untuk wisatawan asing dikenakan tiket masuk seharga Rp 170.000. Suasana segar dari rimbunnya pohon bakau terasa sekali.
Sambil berjalan menuju spot seperti menara burung, dermaga speed boat, saya mulai menjelaskan pentingnya hutan bakau. Hutan bakau disebut juga dengan hutan mangrove. Hutan bakau merupakan bagian dari ekosistem pantai. Hutan bakau adalah salah satu cara untuk mencegah abrasi dan intrusi air laut di pesisir pantai. Habitat organisme pantai, seperti kepiting, udang, dan berbagai jenis ikan juga dapat dilindungi oleh hutan bakau.
Perjalanan sempat terhenti. Griselda menjerit takut saat melihat biawak melintas di bawah jembatan tempat kami berjalan. Biawak yang cukup besar, berenang menuju air. Setelah rasa takutnya reda, kami pun melanjutkan perjalanan. Banyak spot keren di TWA Mangrove PIK ini. Namun di beberapa tempat, penginapan tampak tidak terawat. Jembatan bambu pun banyak yang sudah keropos. Mungkin ini dampak pandemi yang sudah 2 tahun.
Seru dan senang. Itu perasaan Griselda saat saya tanyakan pengalaman di TWA Mangrove PIK. Yuk, bawa anak untuk berwisata edukasi ke TWA Mangrove PIK.
Kota Industri, 22 Januari 2022 (12.00
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H