Lihat ke Halaman Asli

Rumingkang Tumarima

KOPI PAHITPUN SELALU MENEMUKAN PENIKMATNYA

Minyak Goreng Tinggi, Gorengan Melambung Tinggi

Diperbarui: 12 Januari 2022   13:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

semenjak desember 2021 minyak goreng menjadi berita panas melebihi berita politik dan selebriti bahkan mengalahkan segalanya, para ibu-ibu tiada hari membahas masalah minyak goreng dari mulai barang yang langka, harga yang tidak terbeli ataupun saat membeli barang sudah habis ditoko. memang minyak goreng merupakan komoditi yang vital yang termasuk 9 bahan pokok yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari baik ibu rumah tangga, ukmm, pengusaha dan sebagainya.

memang sangat ironi kalau dilihat kapasitas produksi CPO Indonesia yang merupakan salah satu negara terbesar dalam menghasilkan CPO tetapi justru sebagai penghasil CPO kita malah mengalami kelangkaan minyak goreng apabila ini tidak segera ditangani dampak nasionalnya adalah naiknya inflasi. kenaikan laju inflasi ini memang tidak selamanya buruk bisa juga positif misalkan kenaikan harga minyak disebabkan oleh naiknya permintaan masyarakat atau industri, tetapi secara mikro naiknya harga minyak dengan asusmsi pendapatan tetap akan mengakibatkan menurunnya daya beli masyarakat, atau naiknya permintaan barang subtitusi karena masyarakat merubah pola konsumsinya.

ada beberapa hal yang menyebabkan kenaikan dan kelangkaan minyak goreng ini, meskipun sangat terasa pada akhir tahun 2021 sampain sekarang tetapi kalau kita melihat sepanjang 2021 tren minyak goreng mengalami kenaikan yang progresif. yang pertama ini disebabkan oleh naiknya harga CPO dipasar internasional sehingga akan sangat mempengaruhi harga pokok produksi bahan baku sehingga naiknya harga CPO akan berkorelasi dengan naiknya harga pokok penjualan, yang kedua naiknya harga CPO Internasional akan mengakibatkan manufaktur dalam bisnis CPO mengutamakan pasar internasional yaitu ekspor karena lebih mengutungkan dibandingkan dengan dijual didalam negeri.

yang ketiga adalah naiknya ekspor CPO mengakibatkan kapasitas produksi dalam negeri menurun sedangkan permintaan konstan atau naik sehingga kurva permintaan dan penawaran bergeser, pergeseran ini yang mengakibatkan harga menjadi naik. kalau diasumsikan konsumsi masyarakat naik dengan minyak goreng kalau dilihat per indikator makro rasanya sangat sulit dimana Indek harga Konsumen yang relatif konstan adapun kenaikannya sangat kecil, pertumbuhan ekonomi yang masih jauh dari target pemerintah rasanya sulit menyimpulkan bahwa naiknya harga minyak goreng karena naiknya permintaan. kemudian yang keempat tidak bisa pungkiri saluran distribusi kita masih kurang baik sehingga masih bisa dimanfaatkan oleh sekelompok orang / pengusaha untuk melakukan penimbunan dengan harapan harga makin mahal dan keuntungan semakin tinggi.

dari beberapa variable tersebut sebenarnya dengan menggunakan instrumen melalui departemen terkait bisa diketahui secara langsung penyebab naiknya harga atau kelangkaan minyak goreng ini, saluran distribusi mana yang menjadi masalah utama apakah dikapasaitas produksi, kapasitas konsumsi, distributor, agen atau dipengecer, sehingga masalah minyak goreng ini tidak lama dan cepat terkendali. sehingga peranan negara harus hadir ditengah masyarakat melalui pemerintah pusat, provinsi dan daerah serta didukung oleh kepolisian dan kejaksaan melakukan koordinasi lintas sektoral karena minyak goreng merupakan kebutuhan utama yang termasuk bahan pokok.

naiknya minyak goreng dalam jangka panjang akan mengakibatkan struktur mikro ekonomi terganggu khususnya daya beli masyarakat ditengah kelesuhan ekonomi, pandemi covid-19 dan naiknya pengguran dan kemiskinan ditanah air selama 219-2020. salah satunya adalah sektor UKMM yang bergerak dibidang makanan dan masakan nainya minyak goreng tidak bisa secara otomatis menaikan harga, karena kenaikan harga berkoreasi terbalik dengan penurunan harga pada volume penjualan. turunnya pendapatan para UKMM ini akan mengakibatkan turun pula daya beli para UKMM dan pada akhirnya memiliki multyplayer yang besar terhadap perekonomian nasional.

akhir kata..... beras, kopi sachet, gorengan, rumah makan sederhana adalah sumber energi bagi masyarakat yang kecil dan berpendapatan rendah jangan biarkan semakin susah untuk bertahan hidup.... negara harus hadir dalam menstabilkan harga bagaimanapun caranya sesuai mimpi berdirinya republik ini. keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline