Salam sejahtera selalu buat kita semua semoga diberikan kesehatan dan kemudahan dimanapun berada.
Bank Negara Indonesia (BNI) merupakan salah satu bank BUMN yang sudah lama kita kenal bahkan semenjak kecil saya sudah mengenal bank tersebut dan saat ini merupakan bank terbesar yang dimiliki pemerintah setelah Bank Mandiri. dengan nilai ROA, ROE dan ROI yang cukup baik kalau kita lihat laporan tahunan selama 3 tahun ini.
saya menjadi nasabah BNI semenjak dibangku kuliah melalui program beasiswa, kemudian aktif kembali pada tahun 2020 jadi kurang lebih 2 tahun menjadi nasabah kembali hal ini dikarenakan kepentingan perusahaan tempat saya bekerja. sudah 2 bulan ini saya mengalami kendala dengan ATM BNI di kota Sukabumi, awalnya saya mengira bahwa ini bukan masalah diawali dibulan november saya tidak bisa mengambil dana di ATM BNI seperti ATM BNI Sudirman, ATM BNI cipanengah, ATM BNI cikole, tetapi di ATM Bersama bisa. meskipun berat hati saya setiap tarik dana di ATM bersama karena kalau ke ATM kantor cabang lumayan jauh dan memakan waktu.
pada bulan desember ATM pada lokasi-lokasi tersebut ditempeli pengemuman bahwa ATM sedang dilakukan upgrate selama hampir 1 bulan ini label pada ATM tersebut belum di lepas juga. hanya menarik napas panjang dan mengelus dada dengan apa yang saya alami bukan hanya masalah biaya tambahan yang saya keluarkan mengambil dana di ATM bank lain tetapi pada nama besar BNI yang menjadi Bank Kebanggaan Bangsa ini untuk masalah teknologi informasinya masih lemah.
ditengah perkembangan teknologi informasi yang semakin cepat perkembangannya dibarengi dengan persaingan bisnis financial yang semakin ketat apalagi gempuran para pemain dibisnis pasar uang digital yang menawarkan segala kemudahan tentunya dalam jangka panjang merupakan ancaman langsung bagi perusahaan dan akan sangat merugikan. kemudian ditengah pandemi ini bank bank memiliki kelebihan likuiditas karena rasio kredit yang disalurkan yang akan mengakibatkan naiknya beban bunga yang harus ditanggung oleh perbankan. memang sih kalau bank BUMN tidak seriskan bank swasta kalau rugi maka pemerintah biasanya akan menyuntikkan modal tambahan, beda dengan bank swasta yang harus berkerja keras untuk mendapatkan suntikan likuiditas selain menggadalkan bank Indonsia.
Bank Bank BUMN harusnya selalu senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi informasi seperti ada salah salah satu bank swasta di tanah air yang investasi teknologinya sangat besar bahkan mengalahkan bank-bank besar BUMN sekalipun hal ini ditujukan karena mereka melihat bahwa teknologi informasi merupakan modal utama dimasa datang untuk menunjang kemajuan sebuah perusahaan. dan terbukti selama 5 tahun ini menjadi salah satu bank swasta yang memiliki profitabilitas yang tinggi apalagi apabila kita mengukurnya dengan ROA, ROE, ROI, DER dan lainnya. memang dalam bank BUMN dalam pengambilan kebijakan takkan secepat bank bank swasta karena harus mendapatkan persetujuan departemen terkait tetapi saat ini mutlak harus dilakukan.
tulisan ini tidak ada maksud menyudutkan atau mendiskriditkan atau mendikotomikan BNI hanya saja sebagai keluhan dan sumbag saran untuk kemajuan kedepan untuk bangsa dan negara yang tercinta ini seperti dalam sila ke 5 yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H