Lihat ke Halaman Asli

Rancunya "Perintah"

Diperbarui: 25 Juni 2015   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Akan bosan hidup ini jika kita selalu diperintah. Sewaktu kecil Setiap hari kita selalu mendapatkan sebuah catatan kecil yang berisikan perintah-perintah yang harus dikerjakan, bahkan sebagian dari perintah-perintah itu telah menjadi kebiasaan yang tanpa disadari selalu dilakukan. Mungkin kita lupa kapan perintah-perintah itu diberikan, namun secara otomatis kita selalu mengerjakannya.

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata "perintah" memiliki arti perkataan yang bermaksud menyuruh melakukan sesuatu. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai kata perintah dalam bentuk, "memerintah" yang berarti menyuruh melakukan sesuatu, sedang  "pemerintah" berarti sekelompok orang yang secara bersama-sama memikul tanggung jawab terbatas untuk menggunakan kekuasaan.

Seharusnya, kita menjalankan semua perintah yang ada. baik perintah dari Tuhan, orang tua, keluarga, masyarakat, bahkan pemerintah. Bukankah semenjak kecil kita diajarkan oleh orang tua kita untuk patuh terhadap perintah-perintah yang ada. Perintah Tuhan untuk kita, yakni untuk senantiasa beribadah terhadap-Nya. sedang perintah orang tua pada kita adalah untuk mematuhi dan menjalankan semua perintah dengan benar, terlebih lagi perintah yang membawa kebaikan.

Tidak hanya terbatas pada perintah Tuhan dan Orang tua, tetapi di masyarakat, bahkan diri kita yang menjadi merupakan bagian terpenting dari negara. Dimana dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara terdapat perintah-perintah yang harus dijalankan. Hal yang wajar jika orang yang lebih tinggi memerintah yang lebih rendah. Seperti, kakak memerintah adiknya, orang tua yang memerintah anaknya, Kepala desa memerintah warga desanya, kepala daerah memerintah warga daerahnya, bahkan kepala negara (pemerintah) memerintah warga negaranya dan Tuhan memerintah hamba-Nya.

Sayangnya, banyak orang yang sudah tidak mau menjalankan perintah-perintah yang ada, baik perintah yang di berikan Tuhan, orang tua, bahkan pemerintahan. Alhasil banyak orang yang jadi penentang akan perintah-perintah yang ada. Bermula mengingkari perintah, hingga bertindak TIDAK sesuai dengan perintah Tuhan, Tidak sesuai denganPerintah Pemerintahan.

dari semua itu terlihat jelas keanehan dari "perintah", hanya karena adanya ingkaran dari semua perintah yang ada. yang sering terjadi, kita yang menjadi obyek untuk diperintah malah membantah terhadap pemerintah. Yang sering terucap " Turunkan pemerintah, karena mereka (subyek pada pemerintahan) hanya bisa memerintah kami yang dibawah, kami tidak butuh perintah!".  Hal yang aneh bukan?, mereka pemerintah, tapi dilarang untuk memberikan perintah, malah mereka dianggap tidak bisa, dan dikata-katai seenaknya.

Hilang logika kita, iangkaran yang rancu terhadap makna yang dikandungnya. Meski demikian semua itu sudahlah menjadi hal yang wajar. Yang harus kita lakukan adalah menyadari siapa kita?, dimana kita berpijak?, bagaimna kedudukan kita di masyarakat?. Kita harus sadar betul dalam menggunakan akal pikiran kita untuk melakukan perintah-perintah yang ada agar kita tidak terjebak dalam kerancuan yang kan membawa kehancuran.
Bukankah hidup taat dan patuh itu lebih indah dilihat dan lebih nyaman untuk dirasakan?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline