Pernah mendengar kalimat sepertiini? “Pikirannya sedang berada pada posisi jam 7.15 alias sedang tidak waras” atau “Kayaknya dia udah mulai gila dah, liat aja kelakuannya”. Perkataan-perkataan seperti ini biasanya menggambarkan seseorang yang sedang bertingkah laku tidak wajar atau tidak normal. Istilah tidak waras, gila, sinting, merupakan sebuah ungkapan lain dari gangguan kepribadian. Istilah gangguan kepribadian sendiri memiliki arti: gangguan psikologis kronis yang sangat mempengaruhi kehidupan seseorang. Sebutan untuk gangguan kepribadian di Eropa adalah psychopathy (adanya kekurangan atau gangguan dalam jiwa yang tampil dalam perilakunya sehari-hari), sedangkan untuk Amerika disebut sociopathy (perilaku yang menimbulkan atau memberikan dampak negatif terhadap masyarakat).
Bagi orang yang memiliki gangguan kepribadiandapat mempengaruhi pekerjaan, keluarga, dan kehidupan sosial seseorang. Gangguan ini memiliki ukuran skala ringan sampai parah dilihat dari interaksi sosial dalam masyarakat. Kebanyakan orang dapat hidup cukup normal dengan gangguan kepribadian ringan (atau lebih sederhana). Gejala dari gangguan kepribadian akan menguat dan mulai serius mengganggu fungsi emosional dan psikologis seseorang selama masa stres meningkat atau tekanan-tekanan eksternal (pekerjaan, keluarga, hubungan baru, dll).
Sebenarnya pada kasus gangguan kepribadian atau dikenal dengan personality disorder, yang menyimpang dari dirinya adalah tingkah lakunya, bukan orangnya. Namun, tingkah laku yang menyimpang tersebut bisa diartikan sebagai ekspresi dari kepribadian yang normal atau juga yang abormal.
Pemahaman tentang gangguan berperilaku bersumber pada masalah perkembangan, yaitu bahwa manusia berkembang dari sejak lahir dalam suatu proses dimana terjadi interaksi antara dirinya dengan lingkungannya. Dalam proses berkembang inilah bisa muncul perilaku-perilaku menyimpang dalam berperilaku. Umumnya ditandai oleh masalah-masalah dimana individu secara tipikal mengalami paling sedikit kesukaran dalam melaksanakan kehidupan dengan orang lain sebagaimana yang ia kehendaki. Orang-orang yang mengalami personality disorder ini melihat orang lain sebagai hal yang membingungkan, tidak dapat diduga, dan tidak dapat diterima oleh dirinya.
Definisi personality disorder dalam DSM III adalah “Sifat-sifat dalam kepribadian yang merupakan pola-pola yang berkelanjutan dalam hal menanggapi, berelasi, atau berpikir mengenai lingkungan dan dirinya sendiri sehingga ditampilkan dalam rentang yang luas mengenai konteks-konteks pribadi dan sosial yang penting”. Bentuk-bentuk gangguan kepribadian biasanya ditemukan pada remaja dan terus berkembang sampai usia dewasa. Kadang-kadang pula tampil dalam usia pertengahan dan usia tua.
Adapun pengelompokan personality disorder digolongkan dalam tiga kelompok:
- Kelompok pertama
a.Paranoid: gangguan yang ditampilkan dalam bentuk-bentuk kecurigaan
b.Schizoid: tipe kepribadian yang mengarah pada keretakan
c.Schizotypal:tampak ganjil dalam berpikir
- Kelompok kedua
a.Histrionic: pribadi yang yang hysteria (histerikal)
b.Narcistic: mencintai diri sendiri
c.Antisocial: kecenderungan merusak aturan-aturan masyarakat (social order)
d.Borderline: antara normal dan tidak normal
- Kelompok ketiga
a.Avoidance: menghindari
b.Dependent: tergantung pada orang lain
c.Obsesive-Compulsive: memikirkan atau melakukan hal-hal secara berulang
d.Passive-agresive: bertindak agresif, tetapi dinyatakan secara pasif.
Untuk mendiagnosa seseorang mengalami personality disorder harus dilihat bila ciri-ciri atau gambaran sifatnya berjangka panjang dan bukan sementara. Supaya lebih meyakinkan bila seseorang mengalami gangguan kepribadian ini, bisa dibawa kepada psikiater atau psikolog untuk mendapatkan pertolongan.
Semoga bermanfaat
Artikel yg lain:
- Penyakit ragu-ragu: Obsesif Kompulsif
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H