Kata ibu, tetangga saya di kampung pada ramai pulang ketanah air selepas menuikan ibadah haji. Ibu dan adik Alhamdulillah ketiban rejekinya. Dapat buah tangan khas tanah nabi. Saya turut berbahagia atas kepulangan rombongan haji dan hajjah kita ke Indonesia. Dan berdoa semoga lima atau sepuluh tahun ke depan saya dan keluarga bisa menyusulnya... ( amiiinn).
Tidak ada yang memungkiri kalau ibadah haji itu istimewa. Bahkan banyak yang mengatakan seseorang yang sudah berhaji itu bagaikan mencapai puncak spiritualitas karena merupakan rukun Islam terakhir. Ketika mendengar pengalaman orang-orang terdekat yang pernah kesana, kebanyakan muslim merasakan betapa dekat dirinya saat itu dengan Allah ketika di hadapan Baitullah. Wajar, walaupun ibadah haji itu diwajibkan hanya sekali seumur hidup, nyatanya kerinduan utuk kembali ke Baitullah itu menyergap lagi. Bagi yang berlebih secara finansial, mayoritas bisa menunaikan ibadah haji berkali-kali, dengan alasan ingin merasakan kembali 'pengalaman spiritual' berkali-kali pula.
Sepantasnya seorang muslim rindu untuk bisa menunaikan ibadah haji.Sayangnya tidak semuanya seperti itu, ada yang diberikan Allah rejeki yang berlipat-lipat, bahkan ia sudah pernah mengelilingi dunia dari ujung utara sampai selatan,namun tak sedikitpun terbersit dalam hatinya menjemput 'panggilan Allah'. Bagi masyarakat di level ekonomi pas-pasan seperti saya,tentu berhaji itu merupakan perjuangan yang berat (secara finansial tentu). Secara biaya haji di Indonesia pualing mahal dibandingkan dengan negeri jiran ataupun negeri lainnya. Dahulu orang tua saya pun harus menabung selama 10 tahun agar bisa bisa berangkat haji. Tetangga saya yang mencari nafkah dengan menjual botol bekas pun harus menabung selama 25 tahun untuk berhaji ketika usianya sudah renta. Walaupun balik lagi, itulah yang namanya panggilan Allah. Uwa saya adalah contoh orang yang begitu rindu untuk merasakan nikmatnya berhaji dengan segala keterbatasan, namun Subhanallah, ada dermawan yang tidak ia kenal dan tidak ingin disebut namanya datang dan menghajikan Uwa dengan ONH plus. sampai sekarang, teka-teki siapa sang dermawan masih belum bisa ditebak. Barakallah bagi sang dermawan, ia bagaikan malaikat yang turun mendengar doa sang Uwa. Lagi-lagi, itulah namanya panggilan Allah.
Tapi adakah anda yang pernah melihat haji segel? Yaa... menunaikan haji ia anggap semacam 'sidang' ala kuliahan untuk mendapatkan predikat baru. Begitu bangga dan terhormatnya ia ketika disebut dengan 'Pak Haji' atau 'Bu Haji'. Di sebagian kalangan, mendapat gelar haji menjadi simbol dari status sosial seseorang. Padahal mereka yang berhaji untuk dipuji, tentu pernah mendapatkan pelajaran ketika SD atau dari guru ngaji di mesjid-mesjid kampung, bahwa tujuan kita berhaji adalah untuk menjadi haji yang mabrur,bukan yang lain. Saya rasa anak SD pun sudah tahu jawabannya ketika ditanyakan tujuan menunaikan ibadah haji. Yang menjadi pertanyaan, apa yang dimaksud dengan M-A-B-R-U-R?
Enam kata yang tidak semua haji bisa mendapatkannya, saya cari literatur tentang itu dan Alhamdulillah mendapatkan jawabannya. Para ulama salafus shalih mengatakan," Haji mabrur adalah orang yang setelah haji tidak lagi terbiasa dengan bermaksiat kepada Allah"(Abu Hayyan al-Andalusi, Bahr al-Muhith,11/263). Al-Hasan pun pernah ditanya," Apa itu haji mabrur?" , Al-hasan menjawab ," Ia yang kembali berhaji menjadi seorang yang zuhud terhadap dunia dan rindu terhadap akhirat." (As-Suyuthi, Durr al-Mantsur. 1/473; al-Qurtubhi, Tafsir al-Qurtubhi,2/408).
Ya, kita memang bukan orang 'alim ataupun ahli agama. Tapi memang sudah sewajarnyalah orang yang berhaji menjadi haji yang mabrur karena memang itulah tujuannya. Sebab menjadi haji yang mabrur itu balasannya tak lain adalah surga (HR Ahmad,At-Tabhrani, al-Baihaqi), karena ia telah keluar dari dosa-dosanya seperti saat ibunya melahirkan dirinya.(HR.al-Bukhari). Jangan sampai kita menjadi seperti yang sudah-sudah, Pejabat berhaji namun tetap korupsi, Pemimpin berhaji namun tetap saja kebijakan untuk rakyat selalu merugi, Artis berhaji namun tetap saja aurat disuguhi, atau seperti salah satu Bu haji, yang perhiasan kalung dan gelang emasnya makin berderet-deret seperti memamerkan koleksi, Nah, si ibu haji ini, mengaku ketika di tanah suci ia bersebelahan dengan Desy Ratnasari. ckckck...
Menjadi renungan untuk saya pribadi, seperti apa yang dikatakan oleh Imam an-Nawawi, bahwa diantara tanda haji mabrur, adalah kembali dari menunakan haji dalam keadaan menjadi lebih baik perilakunya dan tidak membiasakan diri bermaksiat kepada Allah SWT.
Ya Robb, saya sungguh rindu ke tanah suci.. :(
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H