Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kayu

TERVERIFIKASI

Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Mengapa Respons Kita Berbeda jika Korban Pemerkosaan adalah Lelaki Dibandingkan Perempuan?

Diperbarui: 10 Januari 2020   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Tribunwow/Kurnia AS

Tentang pemerkosaan itu..

BEBERAPA hari belakangan ini kita mendengar berita yang menghebohkan.

Hakim di Inggris baru saja memutuskan hukuman untuk kasus pemerkosaan paling keji yang pernah terjadi di Inggris. Pemerkosaan berantai yang terjadi bertahun- tahun. Korbannya ratusan.

Unfortunately, pelakunya adalah Warga Negara Indonesia.

Korbannya, para lelaki, yang banyak dari mereka, setelah itu mengalami gangguan psikologis.

Menurut berita yang beredar, para lelaki yang menjadi korban pemerkosaan banyak yang tidak ingin mendengar detail tentang apa yang terjadi pada mereka dari polisi. 

Banyak yang memilih untuk tidak memberi tahu orang-orang dekatnya, baik teman maupun keluarga tentang apa yang terjadi, dan mengalami trauma. Sudah ada yang mencoba bunuh diri. 

Kasus ini, korbannya lelaki. Dan pemerkosanya, juga lelaki, yang tampangnya manis, berpendidikan tinggi, dan konon taat beragama. Para lelaki korban pemerkosaan, mayoritas justru bukan homoseksual tapi heteroseksual.

***

Gambar: Headline Daily Mirror (from bbc.com) dan economicstime.com

Sejak pertama berita ini beredar di tanah air, tanggapan yang muncul adalah keprihatinan dan kemarahan. Caci maki ditujukan pada si pemerkosa. Sebutan- sebutan kasar disematkan padanya. 

Simpati diberikan pada para korban, yang banyak di antaranya bahkan tidak tahu bahwa terjadi pemerkosaan pada dirinya sampai titik dimana polisi memberitahukan hal tersebut pada dirinya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline