Bisakah ada berita yang tayang di jam yang lebih awal dari peristiwanya sendiri?
ITU medianya mengarang bebas, atau kejadiannya direkayasa sehingga media sudah tahu lebih awal sehingga bisa menayangkan beritanya lebih dahulu?
***
Dee mengaduk es sekoteng di hadapannya.
Hari libur. Dia bersama Kuti dan ketiga anaknya Pradipta serta si kembar Nareswara dan Nareswari baru saja mampir ke toko yang menjual jajan pasar yang enak. Libur begini, kehadiran jajan pasar untuk cemilan sepanjang hari akan sangat menyenangkan. Nah, di samping toko yang menjual jajan pasar itu, ada penjual es sekoteng yang enak sekali. Hari masih pagi, tapi mereka sungguh tergoda untuk mampir.
Disamping mereka sekeluarga, ada banyak orang lain disana. Gerai jajanan itu memang selalu ramai. Selain es sekoteng, ada penjual siomay, sate padang, mie kocok, pempek dan beragam makanan lain yang juga enak- enak disana. Tak heran jika tempat tersebut selalu ramai pembeli.
Dee sedang menyuapkan kerokan kelapa muda dan butiran jenang mutiara berwarna merah ke mulutnya ketika lamat- lamat dari meja sebelah terdengar percakapan tentang peristiwa terorisme yang baru saja terjadi semalam. Salah satu kalimat yang tertangkap oleh telinga Dee adalah, " Ini lhooo.. masa' sih, berita tentang peristiwa ini sudah ditayangkan di berita online beberapa jam sebelumnya? Peristiwa ini settingan barangkali ya? Rekayasa, untuk pengalihan issue? Lha buktinya, koq wartawan bisa tahu sebelumnya? "
Dee mengangkat kepala. Menatap Kuti yang duduk tepat di hadapannya. Melihat reaksi Kuti, Dee tahu dia juga mendengar percakapan tersebut.
" Mana.. mana beritanya, " terdengar lagi suara dari meja sebelah.
Dengan sudut mata, Dee bisa melihat bahwa salah satu dari mereka yang duduk di meja sebelah menunjukkan telepon genggam pada teman- temannya. Lalu pemilik telepon genggam itu menyebutkan bahwa berita yang dimaksudkanya ditayangkan oleh sebuah media yang berpusat di Inggris.
Oh.. media Inggris?