Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kayu

TERVERIFIKASI

Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Proses Belajar Anak itu Seperti Lari Marathon, Bukan Sprint

Diperbarui: 24 Juli 2016   13:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: runmummyrun.co.uk

Belajar itu seperti marathon, bukan sprint..

Tadi aku membaca sebuah artikel dengan pernyataan dari Mendikbud, Bapak Anies Baswedan.

"Bapak ibu, saya mau pesan, anak-anak ini baru masuk SD. Sekolah itu seperti maraton, maraton panjang, anak kita jangan dibuat seperti sprint. Kalau lari sprint itu cuma 100 meter," katanya.

Mendikbud, pada intinya, mengharapkan para orang tua untuk tak terlalu menuntut dan membebani anak. Yang penting, anak mencintai kegiatan belajar. Bukan semata mengejar nilai. Dan biarkan anak belajar dengan caranya masing- masing. Tugas orang tua adalah mendorong, tapi soal cara, biarkan anak memutuskan apa yang paling cocok untuk dirinya

Ah. Aku setuju.. setuju sekali dengan pendekatan seperti itu.

Dan urusan 'marathon bukan sprint' menurutku juga berlaku bukan semata tentang nilai tapi tentang jadi juara. Jangan jadikan 'jadi juara' itu beban bagi anak- anak. Jika kelak dia meraihnya, biarkan dia meraih setelah melalui proses pembelajaran dan pematangan diri.

***

Begini.

Sejak dulu, aku dan ayahnya anak- anak bukan termasuk orang tua yang menargetkan agar anak semata mengejar nilai, atau lebih jauh lagi, mengharuskan mereka jadi juara. Tidak juga mendaftarkan mereka ikut lomba ini dan itu, kecuali jika anaknya sendiri menginginkan.

Sebab kami pahami, belajar itu seperti marathon, bukan sprint.

Maka, kami mengikuti saja irama anak- anak kami itu. Tiga anak dengan irama yang berbeda.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline