Tidak ada tempat sempurna di dunia, maka, syukurilah apa yang ada…
PAGI ini aku membaca tulisan seorang kawan lama. Tulisan yang secara berkala dia bagikan di group perkawanan kami. Tulisan- tulisannya bagus, mencerahkan, ada pada kedalaman dan ketinggian yang tepat.
Aku selalu menikmati apa yang dituliskannya. Hal- hal yang konon menurutnya sendiri sebetulnya ditulis untuk kalangan terbatas, terutama untuk anak- anaknya yang kini berusia belasan tahun. Dia ingin menyampaikan pemikiran, opini, kenangan, melalui tulisan kepada anak- anaknya.
Tulisan yang dibagikannya pagi ini merupakan perenungannya setelah belum lama ini berlibur ke Indonesia.
Kawan ini suami istri berasal dari Indonesia, kini tinggal di Amerika bersama anak- anak mereka.
Dalam kunjungannya ke Indonesia, dia melihat kemacetan di jalan dan mengamati bahwa harga tanah dan rumah di kota- kota besar di Indonesia saat ini sangat tinggi. Dia mengatakan bahwa rumah dan tanah dengan luas yang sama di kota- kota besar di Indonesia harganya bisa sampai 10 kali lipat harga di negara bagian di Amerika dimana mereka tinggal.
Padahal mereka saja, dengan standar gaji dari pekerjaan profesional mereka di Amerika, untuk melunasi rumah yang mereka tinggali di sana, perlu mencicil bertahun- tahun. Lalu jika harga rumah di kota besar di Indonesia 10 kali lipat besarnya, dengan standar gaji di Indonesia, tentu kesulitan untuk bisa memperolehnya menjadi jauh lebih besar lagi.
Dalam tulisannya dia mengatakan pada anak- anaknya untuk jangan lupa mensyukuri apa yang mereka tiap hari nikmati di lingkungan rumah mereka di Amerika saat ini
.
Jalan- jalan yang luas, ruang terbuka, tanaman, udara, langit biru, kehidupan alam liar dan tidak adanya kemacetan di sekitar tempat tinggal mereka saat ini harus disyukuri.
Dia mengatakan pada anak- anaknya " I don't want you to take for granted " terhadap hal- hal tersebut. Sebab di bagian lain di dunia, termasuk di kota asalnya di Indonesia, apa yang mereka nikmati sekarang sehari- hari di Amerika, tak bisa diperoleh lagi.
***