Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kayu

TERVERIFIKASI

Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Pernikahan Kami dan Lagu Kenangan Itu

Diperbarui: 12 Agustus 2015   04:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Wedding Anniversary (weddingcool.com)"][/caption]

 

Ada banyak lagu yang aku suka. Namun ada satu lagu yang sampai sekarang mampu membuatku bergetar jika mendengarnya. Yakni lagu "From This Moment On" yang dibawakan Shania Twain. Lagu itu tak sekedar bagus, namun juga punya kisah. Ya. Lagu itu yang berkumandang ketika aku dan mantan pacar memotong kue pengantin, belasan tahun lalu.

Kami menikah ala Barat, dan seperti biasa, ada 'adegan' pemotongan kue pengantin. Kami, aku dan mantan pacar membagi kue dalam tiga potong. Potongan pertama disuapkan mantan pacar ke orang tuaku. Potongan kedua aku suapkan ke orang tua mantan pacar. Dan potongan ketiga kami suapkan. Aku dan istriku.

Sampai sekarang, perasaan ketika saling menyuapi itu masih terasa. Dan saat saling suap, teman yang menjadi wedding singer membawakan lagu "From This Moment On..."

Persiapan ribet

Kami menikah setelah bertahun-tahun pacaran. Di Manado, prosesi pernikahan diawali dengan acara yang disebut Maso Minta. Yakni proses ketika keluarga laki-laki melamar si perempuan. Aku ingat, semua berawal ketika kami, aku dan mantan pacar, memutuskan untuk pindah ke 'next level'. Kami sudah lama pacaran. Keluarga kedua pihak sudah setuju. Kami sudah bekerja. Apa lagi yang ditunggu?

Aku lalu menyampaikan niat menikah ke ortu. Dan mereka setuju. Aku lalu menyampaikan kabar ke ibu si mantan pacar. Menyampaikan bahwa dalam waktu dekat orang tuaku akan datang untuk melamar.

Proses lamaran hanya awal dari beragam persiapan yang harus dilakukan. Pertama menentukan tanggal pernikahan. Kemudian mengatur busana. Aku memakai jas, tentu saja dan calon istri mengenakan gaun pengantin. Gaun pengantinnya baru dan dibuat khusus oleh seorang teman yang pintar menjahit. Modelnya diambil dari majalah khusus penikahan.

Model pakaian yang dipakai kedua ibu juga disiapkan. Begitu juga dengan yang dipakai adik-adikku dan adik mantan pacar yang perempuan.

Kami menghubungi belasan teman perempuan untuk menjadi pagar ayu. Dan untunglah mereka bersedia. Mereka mengenakan pakaian yang modelnya senada. (Untunglah teman-teman yang baik hati itu bersedia menanggung sendiri biaya jahitnya. Semua teman yang dulu menjadi pagar ayu itu kini sudah jadi emak-emak, hehehe).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline