[caption id="attachment_287013" align="aligncenter" width="263" caption="Manado dilihat dari udara (kerukunankawanua.edublogs.org)"][/caption]
SEMUA daerah di Indonesia punya semacam falsafah hidup yang mendasari kehidupan penduduknya. Manado (atau Sulawesi Utara pada umumnya) juga punya banyak falsafah hidup unik. Beberapa di antaranya patut Anda tiru. Sebagian lagi, sebaiknya, jangan.
Falsafah (unik) apa saja yang ada di Manado? Ini dia 1. Lebe Bae Kala Nasi Asal Jang Kala Aksi Falsafah ini, arti harfiahnya kira-kira: Lebih baik kalah nasi asal jangan kalah aksi. Atau, lebih baik tidak makan asal tetap gaya.
Ya. Bagi sebagian (besar?) orang Manado, penampilan itu penting. Gaya itu nomor satu. Makanya, banyak orang yang menganggapnya sebagai hal paling utama, yang bahkan lebih penting dari makanan di rumah. Orang Manado banyak yang memilih tidak makan sepanjang tetap tampil gaya. Jika ada uang 20 ribu dan pilihannya beras atau pulsa, maka pilihannya adalah pulsa!!
Di sejumlah mall di Manado anda akan menemukan banyak opa-opa berusia 60-an tahun yang tampil gaya: sepatu fantovel, kemeja rapi, rambut disemir dan wangi. Oma-oma juga tak mau kalah. Rambut dicat warna-warni dengan busana termutakhir.
Di Kota Tondano yang menjadi ibukota Kabupaten Minahasa, banyak preman yang berpenampilan modis. Sepatu kets merek N*ke atau Adid*as, celana jeans merek L*vis, kemeja hingga kacamata hitam Rayb*an. Dan jangan berpikir kalau yang mereka pakai itu aspal. Tidak. Mereknya asli. Banyak orang Manado yang alergi dan 'gatal-gatal' jika memakai busana merek aspal, hehehe.
Karena mementingkan gaya, banyak orang Manado yang gengsian. Itu sebabnya rata-rata penjual sayur, tukang bakso atau penjual es krim keliling merek W*lls didominasi orang Jawa. Bagi orang Manado, profesi seperti itu sama sekali tidak gaya.
Kini, di Minahasa, banyak sawah yang terlantar. Sejumlah petani mulai merasa bekerja di sawah tidak gaya. Mereka kini memilih profesi yang dianggap lebih keren: tukang ojek.
Tentu tidak semua orang Manado itu lebih mementingkan gaya. Banyak juga yang suka berpenampilan seadanya. Namun jumlah mereka tidak sebanyak yang suka bergaya. Yang lebih memilih gak makan asal tetap tampil gaya.
2. Baku Cungkel
Cungkel, adalah istilah untuk menyebut kegiatan 'memetik buah' menggunakan galah, seperti yang dilakukan pada pepaya (istilah bahasa Indonesianya apa ya? Menjolok?). Mencungkel adalah upaya yang dilakukan supaya buah yang di atas bisa jatuh.