Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kayu

TERVERIFIKASI

Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Menulis Cerita Silat Itu...Asyik!

Diperbarui: 25 Juni 2015   06:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13352777891188383585

DHANAPATI tersuruk, melangkah limbung. Sekujur tubuhnya terasa sakit. Sakit yang perih menusuk. Berdenyut berirama, irama kematian.

Dhanapati menggigit bibirnya. Sakit di sekujur tubuhnya tak sebanding dengan sakit di hati. Dia menggigil.

Tak ada yang lebih menyakitkan dibanding dikhianati teman sendiri. Dikhianati oleh mereka yang selama ini dianggap sebagai saudara sejiwa. Senasib sepenanggungan.

Awalnya dia merasa heran melihat mantan rekannya dari Bhayangkara Biru mendatangi Dukuh Weru, tempatnya menetap selang satu setengah tahun terakhir. Mereka datang lengkap. Bahkan Bhagawan Buriswara, pemimpin Bhayangkara Biru yang biasanya jarang meninggalkan keraton juga ikut serta.

Semula Dhanapati mengira rekan-rekannya datang untuk mengucapkan selamat atas pernikahannya, dan ikut gembira dengan kelahiran bayi laki-lakinya.

Namun perkiraan Dhanapati keliru. Sangat keliru.

Mereka, saudara-saudaranya ternyata datang membawa maut. Mereka datang untuk menghukum!!

***

AKU tercengang.

Lalu menimbang- nimbang.

Berpikir, bahwa jangan- jangan aku telah membuat keputusan yang salah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline