Air Susu Ibu itu…
MEMBERIKAN Air Susu Ibu (ASI) pada bayi sungguh melibatkan banyak rasa. Ada berlimpah senang, bahagia, haru, dan di lain pihak, tak terhitung pula ‘kehebohan’ yang terlibat… Benar- benar ‘rasanya rame’ !
Selama menjadi ibu bekerja, tak terhitung betapa banyak 'tuduhan miring' yang terlontar baik dari orang- orang yang dikenal maupun tak dikenal. Hal yang biasanya kutanggapi dengan tawa saja.
Ah, pikirku, orang boleh saja berkomentar, tapi yang menjalani kan aku. Dan aku tak harus menjelaskan semuanya pada seisi dunia, bukan? Cara pandang tak berimbang banyak orang -- baik laki- laki maupun perempuan, termasuk orang- orang yang berpendidikan tinggi sekalipun -- pada para ibu bekerja sudah menjadi hal yang sangat biasa dan tak lagi menggangguku.
Komentar miring semacam itu, kurasa, dilontarkan sebab mereka tak paham bagaimana para ibu bekerja semacam aku sebenarnya setengah mati memeras otak mengupayakan agar banyak hal berjalan lancar.
Tapi sekali- sekali, 'senang' juga rasanya melihat bagaimana reaksi orang saat pandangan miringnya dijungkir balikkan. Seperti pada suatu saat ketika seorang lelaki yang rupanya memiliki pemikiran negatif terhadap perempuan bekerja berkomentar bahwa banyak perempuan sekarang melupakan kodratnya. Sibuk melakukan ini dan itu di luar rumah sehingga anak- anak terabaikan. Termasuk urusan ASI.
" Ya kan? " katanya padaku. " Ibu- ibu yang kerja itu biasanya nggak menyusui bayi, kan? Atau kalau menyusui juga paling- paling sebulan. Paling lama juga tiga bulan. " Kalimat itu diikuti dengan pertanyaan menantang, mempertanyakan padaku berapa lama kuberikan ASI pada anak- anakku.
Dan aku tersenyum lebar melihat bagaimana mimiknya ketika kukatakan bahwa aku mengupayakan untuk memberi ASI hingga dua tahun bagi anak- anakku. Dia tersipu malu dan berhenti mengomel seketika. Ha ha ha.
***
Kehebohan yang beragam rasanya, urusan- urusan bangun tengah malam, dan pernak- pernik mengurus bayi yang sudah biasa kita dengar, jika ditambah dengan urusan menampung ASI, menjadi berlipat ganda... [caption id="attachment_165105" align="aligncenter" width="373" caption="Mothers Love. Foto: sebchuajr.multiply.com"][/caption]
Mari kita mulai cerita dengan menengok isi tas. Karena bertekad untuk tetap memberikan ASI setelah kembali bekerja seusai cuti hamil bagi anak- anakku, pada jam-jam tertentu di kantor kutampung ASI-ku.