Lihat ke Halaman Asli

Rumah Kayu

TERVERIFIKASI

Catatan inspiratif tentang keluarga, persahabatan dan cinta...

Cara Mengantisipasi dan Menyiasati Banjir

Diperbarui: 17 Juni 2015   16:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1417335092454703593

[caption id="attachment_379319" align="aligncenter" width="624" caption=" Ilustrasi - Sejumlah warga melintasi Jalan Raya Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang terendam banjir, Jumat (19/4/2013) (KOMPAS/RONY ARIYANTO NUGROHO)"][/caption]

Hujan turun. Kericik air terdengar di luar jendela.

DEE agak gelisah. Dia menyukai hujan, sebetulnya. Dia senang melihat tetes air turun satu-satu. Dia menyukai wangi tanah basah yang khas. Dan hujan ditemani secangkir teh atau coklat panas sungguh nikmat.

Tapi...

Dia baru saja mendapat kabar, rumah saudaranya, Prameswari, kebanjiran.

Maka hujan kali ini tak terlalu bisa dinikmatinya.

Rumah Prameswari dan Wirya, suaminya, sedang direnovasi. Maka untuk sementara mereka mengontrak di rumah lain, di kompleks perumahan yang sama. Hanya saja, rumah yang mereka kontrak ini terletak di bagian lahan yang agak rendah di kompleks perumahan mereka yang memang kontur tanahnya berbukit-bukit.

Maka, tak seperti rumah mereka sendiri yang selama ini aman dan bebas banjir, lokasi rumah yang dikontrak Prameswari dan Widya ini memang agak rawan banjir.

Prameswari dan Wirya menyadari hal itu sejak awal, tentang lokasi rumah kontrakan mereka yang ada kalanya terkena banjir itu. Tapi mereka tetap memutuskan untuk mengontrak rumah tersebut. Lokasi yang dekat dengan rumah mereka sendiri yang sedang direnovasi, menjadi alasan utama. Dengan memilih mengontrak di lokasi di dekat rumah, pengawasan renovasi rumah mereka akan menjadi lebih mudah dibandingkan jika mereka memilih mengontrak rumah di lokasi yang lebih jauh.

Satu blok di sekitar rumah yang dikontrak Prameswari dan Wirya itu sering terkena banjir walau area lain di kompleks yang sama aman-aman saja. Tempatnya memang merupakan cekungan, dan konon, tempat itu aslinya tanah basah yang kemudian diurug. Berbeda dengan lokasi rumah Prameswari dan Wirya sendiri yang memang tanah padat dan letaknya tinggi, bahkan lebih tinggi dari jalan di muka rumah mereka.

Walau Dee agak gelisah, apa yang dikatakan Prameswari saat menghubungi Dee melalui telepon tadi agak menghibur hatinya. Kata Prameswari, mereka baik-baik saja. Mereka sudah tahu sejak awal bahwa ada kemungkinan rumah yang mereka kontrak itu akan terkena banjir maka Prameswari sekeluarga sudah melakukan antisipasi sebelumnya...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline