Senin (23/4) pagi itu hujan turun lumayan deras di wilayah Bekasi menghantar nuansa kelabu dan dingin, namun di lobi Kampus Rumah Belajar Persada justru terasa semarak. Warna-warni cemerlang busana adat khas Indonesia yang dikenakan oleh para homeschooler lintas jenjang Homeschooling Persada, Jatibening Baru (Bekasi), menghadirkan keceriaan tersendiri. Bahkan guru-guru mereka pun kompak mengenakan kebaya modern lengkap dengan kain batiknya.
Tentu saja ada alasan spesial sampai mereka mau berepot-repot, mengenakan busana tradisional memang butuh usaha lebih ketimbang baju kasual sehari-hari, sepagi itu. Perayaan Hari Kartini adalah momen istimewa yang mendorong mereka bersedia tampil beda sedemikian rupa.
Entah kapan dimulainya dan siapa yang mempelopori, tradisi mengenang sosok yang digelari Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia itu selalu diwarnai dengan keharusan mengenakan busana-busana tradisional dari berbagai suku di Nusantara ini, terutama bagi para anak didik di sekolah-sekolah. Berbagai lomba antar kelas dari mulai peragaan busana, mengepang tali kur, dan menggambar berantai digelar di Homeschooling Persada usai upacara bendera untuk memperingati Hari Kartini tahun ini.
Peragaan busana tak sebatas melenggang-lenggok sepanjang bentangan karpet sampai pentas, namun juga harus sigap menjawab pertanyaan seputar nama busana adat yang dikenakan beserta makna simbolis yang tersimpan dalam setiap atributnya. Baju adat lelaki Madura pesa'an yang serba hitam dan longgar dengan dalaman kaos belang merah-putihnya adalah pakaian yang biasa dikenakan para bapak untuk berladang atau melaut.
Sementara itu busana adat Bundo Kanduang dengan ciri penutup kepala menyerupai tanduk kerbau adalah pakaian kebesaran para ibu di Minangkabau (Sumatera Barat). Berbagai variasi gaya kebaya dengan aksesoris etnik sesuai suku masing-masing juga mengisi khazanah busada adat perempuan Indonesia. Begitu pula pemakaian stelan beskap dengan berbagai jenis penutup/ikat kepala dapat ditemukan dalam perbendaharaan gaya busana adat pria Indonesia di Pulau Jawa.
Bhinneka Tunggal Ika jadi terasa begitu cantik dipandang dan nyaman dijalani dalam momen perayaan Hari Kartini. Para homeschooler dapat melihat-lihat berbagai kostum khas negeri sendiri, mengenakannya dengan penuh percaya diri, dan melakukan aktifitas bersama teman-teman baik saat bermain maupun berlomba. Semua terbingkai dalam percakapan dan polah yang terpelihara dalam kegembiraan belajar bersama.
Terlepas dari pro dan kontra tentang kepahlawanan RA Kartini, tradisi perayaan untuk mengenangnya dengan selebrasi busana adat anak negeri layak untuk terus dipertahankan setidaknya sampai menemukan format yang lebih baik sebagai media bagi anak-anak untuk mengenal dan, semoga saja, mencintai hingga tergerak untuk melestarikan warisan budaya dari para pendahulu mereka; termasuk koleksi busana adatnya yang punya nilai seni tinggi dan kaya makna simbolis.
Ikuti agenda 'fun educative' lainnya via http://www.rumahbelajar-persada.com/
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI