Lihat ke Halaman Asli

Nobar 'Me vs Mami' dan Pembelajaran Akhlak Mulia

Diperbarui: 31 Mei 2017   15:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

Komunikasi buruk antara  Maudy, seorang single mom, dengan  Mira, putrinya yang  beranjak dewasa, dalam film komedi Indonesia berjudul  Me Vs Mami (2016) yang membuat mereka gagal memahami satu sama lain hingga berujung pada banyak prasangka hingga membuat ibu dan anak itu kurang akur ternyata bisa dijadikan materi workshopbagi para pendidik yang tergabung dalam Tim Guru PKBM ‘Tamansari Persada’, Jatibening Baru, Bekasi ; untuk mendalami kembali pendidikan karakter berdasarkan Kurikulum 2013 yang populer dengan sebutan K13 atau Kurtilas.

Pelatihan Guru memang rutin diselenggarakan secara berkala sebulan  dua kali di institusi pendidikan non formal tersebut dan kali ini dilaksanakan pada Sabtu (27/5) lalu di Kampus Rumah Belajar Persada dengan tema Mengenal 18 Sikap Mulia Dalam Keseharian.

“Materi ini sebenarnya sudah pernah diberikan dalam pelatihan terdahulu, namun kali ini saya sajikan dengan cara yang berbeda,”Papar  Ketua PKBM sekaligus Kepala Homeschooling Persada, Wina Yunitasari, SPd.,” Tujuan akhir  workshop ini adalah  merangsang ppara peserta agar mampu melihat setiap kejadian atau masalah yang terjadi dalam keseharian dari berbagai sudut pandang dengan menempatkan  sikap terpuji dan sikap tidak terpuji sebagai alat untuk  mengenali berbagai alternatif sudut pandang dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya; bukan sebagai penentu salah atau benar (judgement).”

Me Vs Mami dijadikan sebagai bahan studi agar lebih mudah dalam  mengklasifikasikan perilaku para pemainnya saat berinteraksi satu sama lain sepanjang tayangan berlangsung kedalam kelompok sikap terpuji atau sikap tidak terpuji yang komposisi dua sifat tersebut nantinya akan dipertajam lagi menjadi 18 Sikap Mulia yang merupakan inti pendidikan budaya dan karakter bangsa dalam Kurtilas. Sikap mulia meliputi religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta Tanah Air, menghargai prestasi, bersahabat/komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

“Pengenalan sikap terpuji dan tidak terpuji, saya yakini  bisa memberikan mindset  yang lembut untuk menjadi modal dalam menentukan sikap atau pun keputusan dalam merespon permasalahan yang datang.”Tutur Wina seraya berharap bahwa dengan kemampuan mengenali sikap-sikap mulia, para guru diharapkan dapat lebih kompeten dalam  menangani siswa maupun orangtua siswa yang mendatangi mereka dengan berbagai permasalahannya.

Workshop kali ini dilaksanakan dengan metode bedah film dilanjutkan dengan pemberian tugas berupa pengisian Lembar Kerja (LK)  yang dilengkapi dengan  poin-poin untuk mengefektifkan analisa masalah  dalam setiap adegan film dengan berpatokan pada parameter 18 Sikap Mulia.

Pada LK diberikan juga kesempatan bagi para peserta untuk memberikan komentar dan solusi menurut pendapat masing-masing. Mereka diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk bereksplorasi dengan daya pikir  agar dapat memberikan pendapat  bagi setiap permasalahan dan menentukan solusinya.

(Ikuti agenda 'fun learning' Rumah Belajar Persada selengkapnya via http://www.rumahbelajar-persada.com/ )

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline