“Kita dapat menjadi manusia sepenuhnya, tanpa berhenti menjadi perempuan sepenuhnya”
(Petikan surat RA Kartini pada Ny Abendanon, Agustus 1900)
Rumah Belajar Persada (RBP) Jatibening, Bekasi, mempunyai tradisi tersendiri dalam merayakan Hari Kartini. Bila sekolah-sekolah atau lembaga pendidikan lain memperingati hari kelahiran inspirator emansipasi asal Jepara itu dengan parade busana tradisonal Indonesia yang melibatkan para siswa, maka RBP justru meliburkan mereka dan mengundang kakak-kakak guru yang sudah berkeluarga untuk mengajak suami beserta anak-anak mereka berpartisipasi dalam aneka lomba unik yang sengaja dibuat dalam upaya memeriahkan Hari Kartini.
Begitulah Kak Saroh, Kak Kharisma, Kak Orin, dan Kak Maya memboyong keluarga kecil mereka ke Kampus RBP pada Sabtu (25/4) pagi lalu. Sementara Kak Eti mengajak ayah plus dua keponakan imutnya menghadiri kemeriahan Kartini-an ala RBP itu.
“Para kakak guru bekerja seharian bahkan ditambah harus lembur kalau ada event atau mendampingi anak-anak outing di luar kampus, melibatkan keluarga mereka dalam perayaan Hari Kartini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang tugas keseharian yang diemban oleh para istri/ibu di RBP ini.”Tutur Wina Yunitasari, SPd., Ketua Yayasan Pendidikan ‘Rumah Belajar Tamansari Persada’ yang membawahi semua penyelenggaraan kegiatan akademik di RBP,”Sekaligus juga menunjukkan bahwa meski para kakak guru sibuk bekerja, namun mereka tetap memberikan perhatian yang proporsional pada keluarga di rumah.”
[caption id="attachment_363382" align="aligncenter" width="357" caption="Bersama ayahanda dan keponakan (dok RBP)"]
[/caption]
Hal tersebut senada dengan pernyataan Revita Tantri, founder RBP, dalam sambutannya saat membuka acara,”Para wanita bekerja di jaman sekarang , seberapa pun tingginya dia berkarir, tidak boleh melupakan kodrat sebagai istri dan ibu.”
Usai doa bersama, lomba pertama pun digelar berupa adu kreatif membuat benda dari kardus, lem, spidol, double tape , dengan gunting sebagai alat kerja. Para balita yang sibuk berlarian kesana kemari dan perhatiannya gampang beralih memang menuntut kecerdasan ortu maupun pembimbing mereka untuk bisa mengarahkan mereka agar mau duduk di zona yang telah disediakan lalu mengerjakan proyek kreatif keluarga itu. Pesawat terbang, rumah, kandang burung merangkap bebek, dan meja makan pun bermunculan di akhir lomba lalu setiap keluarga menunjuk jurubicara balita mereka mempresentasikannya dengan panduan Kak Novi, Kak Yana, serta Kak Aci yang menjadi pembawa acara.
[caption id="attachment_363383" align="aligncenter" width="357" caption="Fatimah bersama bunda dan ayah (dok RBP)"]
[/caption]
Kerjasama keluarga kembali diuji dalam Lomba Menghias Roti menggunakan meises coklat (chocorice), margarin, dan bahan tambahan yang boleh dibawa sendiri dari rumah. Tim kakak guru yang masih lajang ikut berpartisipasi dalam lomba ini sebagai pemerah acara, artinya sebagus apapun roti yang dihias takkan ada kesempatan menjadi juara. Namun kakak-kakak guru itu tetap semangat berkreasi dengan roti plus menyuapkan sisa-sisa potongannya …
[caption id="attachment_363384" align="aligncenter" width="357" caption="Hilman n Mom ... (dok RBP)"]
[/caption]
[caption id="attachment_363385" align="aligncenter" width="357" caption="Kak Kharisma - full team (dok RBP)"]
[/caption]
Di antara keriuhan tangan-tangan mungil yang mengolesi roti dengan margarine atau malah sibuk menyuapkan meises coklat ke mulut sembari bergulingan-berlarian diiringi pekik meriah para ibu yang memanggil nama atau memberikan instruksi kerja … akhirnya potongan variatif roti dengan topping suka-suka pun tersaji di penghujung lomba.
[caption id="attachment_363386" align="aligncenter" width="357" caption="Kak Maya n fam yang penuh semangat (dok RBP)"]
[/caption]
Setelah jeda sejenak untuk menikmati bakwan homemade plus risoles dan bakso, lomba memindahkan bola antar bayi yang hanya diikuti oleh dua orang saja karena seorang bayi lainnya memilih tidur pulas karena kecapekan. Lomba ini sekaligus menjadi penutup lomba yang melibatkan anak-anak karena setelah istirahat, shalat Dhuhur, dan makan siang; para kakak guru bersenang-senang dengan lomba karaoke antar mereka di Aula yang terletak di lantai tiga Kampus RBP. Selain merawat keluarga dan bekerja sesuai tuntutan profesi, perempuan pun tidak boleh lupa membahagiakan dirinya sendiri. Salam Kartini.
[caption id="attachment_363389" align="aligncenter" width="448" caption="Jangan lupa membahagiakan diri sendiri (dok RBP)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H