Lihat ke Halaman Asli

Ondel-ondel dan Lezatnya Kerak Telor di Setu Babakan

Diperbarui: 11 Juli 2016   07:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belajar menari dengan gembira (dok RBP)

Lampion-lampion kubus berwarna dasar merah dan hijau digantung berbaris pada kawat/pipa kecil di atas  jalanan menuju kawasan Cagar Budaya Setu Babakan yang terletak di Serengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Ke sanalah para homeschoolersjenjang SD-SMP Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening melakukan outingpada Selasa (19/11) lalu. Pepohonan besar yang dibiarkan tumbuh di berbagai penjuru menghantarkan kesejukan yang alami dan lebih sehat dibanding AC.

Kawasan yang diapit oleh dua danau buatan, Setu Babakan dan Setu Mangga Balong, itu yang memiliki luas total sekitar 165 hektar memang masih kental sekali memperlihatkan tradisi Betawi dari mulai arsitektur bangunan sampai gaya hidup para penduduk yang berada di sekitarnya.

Seorang Mpok (panggilan khas Betawi untuk kakak perempuan, -pen.) dan dua orang Abang (panggilan untuk kakak lelaki, -pen.) beserta kakak-kakak guru mendampingi para homeschoolersyang telah dibagi dalam tiga kelompok besar. Sebelum berpencar ke arah tujuan masing-masing, mereka disuguhi tarian ‘Sirih Kuning’ yang merupakan tarian untuk menyambut tamu selanjutnya belajar menari bareng-bareng dipandu oleh empat penari cilik yang sangat lincah dan bersemangat

Merakit ondel-ondel (dok RBP)


Gambang Kromong, musik gamelan tradisional Betawi,yang mengiringi tarian itu begitu dinamis mengiringi liukan tubuh, hentakan kaki, gerakan jemari, dan sesekali pacakbahu plus wajah ceria yang nyaris tak pernah lepas menyungging senyum. Bukan hanya para homeschoolers,kakak-kakak guru mereka pun tergelitik untuk ikut menari bersama. Ada perbedaan gerak saat mereka belajar menarikan tari berpasangan ‘Lenggang Nyai’, penari lelaki menggunakan jurus-jurus silat yang telah diadaptasikan sedemikian rupa dan penari perempuan melakukan gerak-gerik yang lebih gemulai.

Masak kerak telor ... yummmyyy (dok RBP)


Usai menari, para homeschoolerspun berbaris sesuai kelompok masing-masing ke arah tujuan yang sudah ditetapkan tadi. Kelompok pertama merapat ke arah pendopo untuk membuat ondel-ondel....waah? Tentu saja bukan jenis berukuran besar yang biasa muncul di Pekan Raya Jakarta tapi ondel-ondel imut berbahan dasar shuttlecock(bola bulutangkis), lem, lembaran pelapis, dan spidol aneka warna. Setelah semua mendapat bahan-bahan yang diperlukan, para homeschoolerspun langsung saja asyik merakitnya dipandu kakak guru dan abang petugas. Tak butuh waktu lama,akhirnya ondel-ondelmini yang lucu pun berhasil mereka buat. Dahulu ondel-ondeldigunakan sebagai penolak bala bagi penduduk kampung Betawi, namun seiring perjalanan waktu fungsinya berubah sebagai bagian dalam kesenian tradisional.

Menyimak sejarah di tepi danau buatan (dok RBP)


Di arena pujasera, sekelompok homeschoolers asyik memperhatikan seorang ibu yang tengah memperagakan cara memasak Kerak Telor,jajanan khas Betawi yang terbuat dari beras ketan putih dan telur ayam ditambah racikan bumbu-bumbi ebi, kencur, merica, garam, gula pasir, dan parutan kelapa srundeng(kelapa parut disangrai lalu dibumbui, warnanya kuning kecoklatan, -pen.). Cara membuatnya menggunakan wajan datar, mirip-mirip dengan mendadar telur. Dimasak sampai mengering agak gosong alias mengerak lalu disajikan dan disantap, bisa juga digulung lalu dibungkus untuk dibawa pulang. Aroma dan rasanya dijamin bikin ketagihan... maknyussss! Konon resepnya adalah hasil uji coba sekelompok engkong Betawi Menteng karena melihat begitu suburnya pohon kelapa tumbuh di Jakarta pada era 1970-an. Jadi mereka mencampur ketan, kelapa parut, telur, dan berbagai bumbu dapur menjadi jajanan khas Kerak Telorlalu dipasarkan di kawasan Monas. Ternyata laku berat bahkan pernah menjadi salah satu menu andalan di berbagai hajatan pada masa itu.

Permainan ceria nan edukatif (dok RBP)


Acara berikutnya adalah tur  di sekitar danau buatan Setu Babakan sambil menyimak penjelasan Mpok/Abang yang memandu dan mengisi lembar kerja yang sudah dibagikan para kakak guru saat mereka sampai di tempat ini tadi. Ternyata di dalam danau buatan itu telah ditebar benih berbagai jenis ikan yang bebas dipancing oleh siapa saja,”Kalau dapat ikan, boleh langsung dibawa pulang.” Tutur Bang Roni. Kawasan cagar budaya ini memang memiliki alternatif wisata yang beragam, dari mulai wisata air, wisata budaya, wisata kuliner, sampai wisata agro alias acara petik buah di kebun-kebun.

Setelah istirahat, shalat Zuhur, dan makan siang; para homeschoolerspun diajak melakukan beberapa gamesyang menarik dari mulai membentuk lingkaran dengan teman-teman tanpa melepaskan pegangan tangan, petak kelinci, dan tembak-tembakan dengan suara. Setelah itu saatnya Outing Awards, pemberian penghargaan bagi Siswa Terdisiplin, Siswa Terajin, Siswa Teramah, Siswa Paling Tepat Waktu, dan Siswa Terkooperatif.  Selanjutnya setelah santai sejenak,mereka pun berbaris menuju bis dan pulang ke kampus Rumah Belajar Persada di kawasan Jatibening Baru, Bekasi. Sampai jumpa di outing berikutnya...!


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline