[caption id="attachment_288575" align="aligncenter" width="491" caption="Senandung jernih pembuka acara ...(dok RBP)"][/caption]
Namanya Vintage Cafe terletak di kampus Rumah Belajar Persada kawasan Jatibening Baru-Bekasi, beroperasi dari pukul 08.00 – 12.00 Wib dengan menu andalan Nasi Bakar, Cilok, dan Es Cendol dengan para pramusaji cewek-cowok funky belasan tahun. Mau mampir? Lupakan sajalah, kafe itu cuma buka sehari saja saat acara Parents Meeting Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening digelar Sabtu (4/1) lalu.
Berjualan makanan di kafe atau produk kerajinan tangan adalah bentuk presentasi karya yang dilakukan oleh para homeschoolers jenjang SD-SMA bagi para orangtua dan sanak keluarga yang diundang hadir untuk hajat rutin akhir semester : Pembagian rapot. Presentasi lainnya adalah vocal group anak-anak kelas 1-4 SD di saat pembukaan acara, komik dinding, pameran herbarium hasil karya mereka, demo cara membuat kuliner tradisional kue bugis dan wedang jahe, seminar interaktif kearifan lokal plus peragaan maket arsitektur masyarakat Kampung Naga, serta pagelaran wayang karton yang diperagakan oleh homeschoolers jenjang SD.
[caption id="attachment_288576" align="aligncenter" width="491" caption="Sudut kuliner nan laris manis ... (dok RBP)"]
[/caption] Materi presentasi umumnya merupakan hasil perburuan data yang dilakukan oleh para homeschooler saat melakukan outing ke berbagai sentra budaya selama Semester I dan diolah agar layak tampil dengan bantuan kakak-kakak guru pembimbing mereka. Penekanan edukatif dari kegiatan ini adalah merangsang potensi diri anak didik untuk berani berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan membuat berbagai karya sesuai pilihan mereka masing-masing sebagaimana yang diungkap oleh Wina Junitasari, SPd, selaku Ketua Yayasan Pendidikan Rumah Belajar Tamansari Persada yang mengelola kegiatan belajar mengajar di kampus itu,”Intinya mereka bisa memahami bahwa di dunia nyata ada beraneka aktifitas yang harus dijalani sebagai bagian dari tuntutan profesi maupun kebutuhan bersosialisasi.” [caption id="attachment_288578" align="aligncenter" width="491" caption="jiwa wiraswasta, potensi seni, dan keberanian berekspresi (dok RBP)"]
[/caption] Antusiasme yang kuat terpancar dari wajah-wajah para homeschoolers dan orangtua mereka selama presentasi berlangsung hingga penutupan dengan pembagian rapot oleh walikelas masing-masing. Beberapa homeschoolers sempat tantrum (ngambek, -pen.) namun dengan pendekatan yang tegas dan penuh kesabaran, kakak guru beserta orangtua berhasil memberi pengertian hingga mereka tenang kembali dan melanjutkan aktifitas masing-masing. Belajar memang bukan melulu duduk manis di kelas dan menyimak pelajaran, namun juga bagaimana mengendalikan emosi serta menyalurkannya dengan cara yang baik. Kecerdasan emosi dinilai para pakar memiliki peranan dominan dalam menentukan kesuksesan dan kebahagiaan seseorang.
Parents Meeting yang dihadiri pula oleh founder Rumah Belajar Persada, Agus Basuki Yanuar dan Revita Tantri, ini berakhir selepas tengah hari. Para homeschoolers membawa pulang lebih dari sekedar nilai akademis, pengalaman melakukan aktifitas tematik yang dilakoni bersama para kakak guru akan membekas menjadi sebuah momen inspiratif yang akan mewarnai perjalanan mereka memahat masa depan sesuai pilihan masing-masing. Yupz, We Can Do It !
[caption id="attachment_288579" align="aligncenter" width="491" caption="Mengabadikan kecantikan aneka spesies flora (dok RBP)"]
[/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H