Lihat ke Halaman Asli

Main Gasing, Main Dampu, Asyiknya Menjajal Permainan Tradisional (1)

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14225210771768809489

Usia ternyata bukan kendala untuk melakukan permainan tradisional dan menikmati kegembiraannya.  Baik para homeschooler jenjang SD-SMA maupun kakak-kakak guru mereka sama-sama antusias  memperhatikan  gasing, silinder bambu yang diberi poros kayu dengan posisi tusuk sate ,  berputar  cepat  memuntir beberapa saat sebelum akhirnya jatuh rebah diam di lantai disambut pekik seru dari penonton dan pemainnya.

[caption id="attachment_348556" align="aligncenter" width="553" caption="Ini dia, gasing campur jungkir ala homeschooler (dok RBP)"][/caption]

Melempar gasing adalah salah satu jenis warisan leluhur yang digelar dalam acara Permainan Tradisional , salah satu agenda rutin tahunan Homeschooling Kak Seto (HSKS) Jatibening, pada Rabu (28/1) lalu bertempat di Kampus Rumah Belajar Persada, Jatibening, Bekasi. “Tunjukkan Kebolehanmu Di Permainan Tradisional ” merupakan tema penyelenggaraan tahun ini. Jadi semua siswa-siswi HSKS Jatibening dipersilahkan menjajal semua jenis permainan yang ada seraya berjuang untuk menjadi yang terbaik. Selain melempar gasing, mereka juga diperkenalkan pada Permainan Dampu dan Bentengan.

Berbeda dengan melempar pada umumnya, gasing dimainkan dengan cara melilitkan seutas tali pada bagian atas poros kayu lalu silinder bambu itu dilempar ke arena dengan cara menarik lepas lilitan tali tersebut sekuat mungkin hingga gasing akan berputar cepat dengan bertumpu pada bagian bawah poros kayunya. Kuatnya tarikan bisa menggetarkan udara di bagian dalam silinder hingga mengeluarkan bunyi keras mendengung yang khas.

[caption id="attachment_348560" align="aligncenter" width="491" caption="Ayo, lempar dampunya ... (dok RBP)"]

1422522467293464187

[/caption]

Permainan Dampu dilakukan oleh minimal dua peserta yang akan berdiri berdampingan di garis start lalu berbarengan mereka melempar dampu dan sebisa mungkin tidak boleh melewati garis lempar agar terhindar dari diskualifikasi . Selanjutnya pemain akan mengangkat dampu dengan cara meletakkan di punggung kaki, lalu melompat-lompat dengan satu kaki searah putaran jarum jam kembali ke garis start dan melemparkan dampu yang dibawanya ke arah tumpukan dampu di arena. Pemain pertama yang sukses merobohkan tumpukan dampu adalah pemenangnya.

Sementara permainan Bentengan dilakukan antar dua kelompok yang beranggotakan masing-masing lima orang. Setiap kelompok akan berjaga di benteng yang telah ditentukan (dalam kesempatan ini ‘dudukan tiang bendera’ digunakan sebagai benteng, di alam terbuka bisa saja menggunakan pohon, batu besar, atau apa saja yang disepakati, -pen.) lalu mereka akan ‘bertarung’ mengumpulkan ‘tawanan’ sebanyak-banyaknya dan merebut benteng lawan. Begitulah bergantian kedua kelompok saling memprovokasi lawan agar mau datang mendekat dan aksi kejar-kejaran pun berlangsung seru dengan berbagai taktik, jatuh-bangun pun dilakoni dengan penuh semangat, untuk merebut kemenangan.

[caption id="attachment_348562" align="aligncenter" width="492" caption="Serunya merebut benteng lawan (dok RBP)"]

14225229691042598495

[/caption]

Lezatnya Jajanan Tradisional

Bukan hanya permainan, para homeschooler yang terkondisikan mengkonsumsi berbagai jenis junk food karena berbagai latar belakang inipun diajak mencicipi aneka camilan tradisional Indonesia yang pembuatannya menggunakan berbagai bahan alami dan lebih menyehatkan, “Jajanan tradisional kita sebenarnya enak-enak dan lebih aman bagi tubuh.” Ungkap Wina Yunitasari, SPd., Ketua Yayasan Pendidikan ‘Rumah Belajar Tamansari Persada’ tempat HSKS Jatibening bernaung,”Es mambo yang disajikan hari ini, misalnya,  terbuat dari kacang hijau, santan, susu, dan menggunakan gula palem sebagai pemanis yang relatif lebih sehat ketimbang gula putih.”

[caption id="attachment_348563" align="aligncenter" width="553" caption="Hmmm.... maknyus !! (dok RBP)"]

1422524203744840005

[/caption]

Selain Es Mambo Kacang Hijau, ada pula bakwan telur-sayuran yang gurih-garing bebas bahan penyedap buatan, cilok (bola-bola tapioka dikukus lalu disantap dengan bumbu kacang pedas, -pen.) , dan sate seafood mewakili tema agenda edukatif tahun ini yang memilih ‘laut’ sebagai benang merah seluruh materi kegiatan belajar-mengajar. Semua hidangan yang tersaji merupakan hasil kerja keras para kakak guru yang dikoordinir oleh seksi konsumsi. Soal rasa terjawab dengan ludes total-nya penganan yang disiapkan hari itu, bahkan banyak homeschooler yang menambah porsi berkali-kali.

( bersambung )

[caption id="attachment_348567" align="aligncenter" width="491" caption="Selamat pada para pemenang ... (dok RBP)"]

1422525842432829213

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline