Lihat ke Halaman Asli

Sosialisasi 4 Pilar MPR, Henry Yoso Yakin dengan Pancasila Kita Tidak Akan Mudah Diadu Domba

Diperbarui: 31 Agustus 2017   12:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosialisasi 4 Pilar MPR RI H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH. - foto: Dokumen Pribadi

Anggota MPR RI H. KRH. Henry Yosodiningrat, SH. menilai belakangan ini isu intoleransi begitu kencang dirasakan.  Banyak yang bilang seolah-olah negara ini akan terpecah-pecah seperti Uni Soviet.

"Saya kira tidak. Bangsa Indonesia akan tetap kokoh, tidak bisa diadu domba, dan selalu menginginkan keutuhan NKRI karena memiliki ideologi Pancasila sebagai pemersatu. Selama masih ada Pancasila, Indonesia tetap utuh dan bangsanya tak mudah terpecah-pecah," ujar Henry saat merespon pertanyaan peserta Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI tentang PANCASILA,Undang-Undang Dasar,Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika, di Metro Kibang, Lampung Timur, Jumat (18/8/2017).

Dijelaskan Henry, Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki sejarah panjang dengan sejarah kerajaan sebelum Nusantara ini bersatu. Kita bersatu karena memiliki cita-cita yang sama, akar peradaban yang sama.

"Dengan Pancasila, ribuan suku, adat istiadat, bahasa dan kepercayaan bisa bersatu dan cinta akan negaranya. Namun harus diakui, implementasi nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat masih menjadi persoalan. Saya menghimbau kepada para pemuda untuk selalu mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam bermasyarakat. Sebab, mereka adalah calon penerus bangsa."

Sebelumnya salah seorang peserta Kegiatan Sosialisasi 4 Pilar MPR RI menyatakan, Bangsa ini rentan dipecah belah akibat penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah serentak yang berlangsung sejak tahun 2015 dan akan menyongsong di Pilkada 2018.

"Untuk itu, Sosialisasi 4 Pilar ini begitu penting sebagai penajaman terhadap ideologi Bangsa dan kecintaan terhadap NKRI. Mengapa penting? Karena ideologi Bangsa dan semangat Gotong Royong sudah tergerus, bukan tidak mungkin terganti oleh karakter pragmatisme dan individualisme yang selama ini identik dengan ideologi Kapitalisme yang tidak sesuai dengan akar jati diri Bangsa," demikian Jumadi, warga Desa Margo Sari, Kecamatan Metro Kibang, Lampung Timur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline