Lihat ke Halaman Asli

Yadi Mulyadi

Arkeolog

Aduhai Cinta

Diperbarui: 5 April 2018   07:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Cinta titik kehidupan,
sebuah hitam di atas putih yang luas.
Membuat kita lupa dengan yang putih
dan fokus pada yang hitam walaupun itu setitik.

Kerinduan pada cinta,
menghadirkan benci dalam diri
bersemayam di sanubari
mensucikan hati.

benci pada kemunafikan
karena mengagungkan kejujuran
benci pada dendam
karena peduli pada persahabatan
benci pada kejahatan
karena merindukan kebaikan
benci pada dengki
karena menginginkan kasih sayang.

Cinta pun dipuja.
bahkan ada yang memilih kematian demi cinta.
Walaupun mati untuk cinta belum tentu membuat kita mulya
Berkacalah pada Datu Museng dan Maipa Deapati di tanah Makassar,
atau sepasang rangka dan tengkorak di sebuah tebing di Londa Toraja
bukti akan keabadian cinta, yang selalu mengabdi pada rindu,
bermuara pada kasih sayang, yang terkadang diselingi derai air mata
diselasela tawa mesra.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline