Lihat ke Halaman Asli

Yadi Mulyadi

Arkeolog

Di Ruang Tunggu, Mencari Identitas Budaya Indonesia

Diperbarui: 2 September 2016   07:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Saya mencoba mencari identitas Indonesia di ruang terminal ini, ternyata sulit ditemukan. Identitas budaya yang melekat pada interior sebagai perwujudan bahwa kita masih berada di Indonesia yang kaya dengan beragam budaya. Namun hal itu tak nampak disini, nuansa global yang dominan.

Mungkin identitas budaya di ruang terminal, tidak lebih penting dibandingkan kenyamanan, sehingga ornamen budaya sebagai penanda identitas bangsa tidak perlu ditonjolkan. Namun, terminal ini bukanlah sembarang terminal, ini adalah "jendela" yang seharusnya menjadi penanda bahwa kita berada di negeri Indonesia yang kaya akan keragaman budaya.

Inilah ruang yang tepat untuk menyajikan kekhasan dan keunikan budaya di Indonesia, yang sebenarnya dapat direalisasikan dalam desain interior maupun penataan di ruang terminal ini. 

Saya masih menyadari ini di Indonesia, karena yang hilir mudik di terminal ini masih lebih banyak yang sebangsa, itu saja. Ini hanyalah pandangan pribadi semata, membagi kesan yang ditangkap secara visual saat duduk di ruang tunggu menanti jadwal keberangkatan terbang. 

Ruang tunggu yang begitu luas, bagian dari terminal di Bandara Udara kebanggaan kita, sebuah karya arsitektural yang begitu luar biasa dan ditujukan untuk memberikan pelayan terbaik bagi semua calon penumpang. 

Dalam perspektif Arkeologi, karya arsitektural termasuk bangunan dan interior desainnya merupakan artefak budaya yang dibaliknya itu merefleksikan wujud dari aktifitas dan gagasan atau ide. Melihat atribut arsitektural dan interior ini, saya tidak menemukan keragaman budaya Indonesia di ruang terminal ini. Dalam benak saya muncul pertanyaan, gagasan atau ide apa yang melatarbelakangi sehingga ruang terminal ini didesain begitu global, tanpa menyisakan ruang-ruang untuk keragaman budaya Indonesia ?

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline