Belakangan film-film di tanah air kita sudah berubah arah menjadi film bertema pesan moral yang sarat dengan unsur sosial dan budaya. Menurut saya, hal tersebut sangatlah positif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yang kebanyakan mengangkat hal-hal mistik campur erotik dengan pesan dan cerita yang lemah.
Namun hingga kini, tema fiksi ilmiah masih diabaikan oleh para sineas. Entah tak peduli atau karena takut dikritisi.
Membuat film fiksi ilmiah pun tidak boleh sembarangan. Banyak faktor-faktor yang harus diperhatikan agar filmnya bisa menjadi sebuah masterpiece.
Berikut tips yang saat ini ada di benak saya:
1. Perbanyak referensi film.
Ada baiknya para sineas meluangkan waktunya untuk menonton film-film fiksi ilmiah yang berkualitas. Cara menyeleksinya cukup mudah. Cari saja film-film yang ratingnya bagus seperti di Rotten Tomatoes atau Metacritics, atau yang pernah dapat penghargaan di Saturn Awards misalnya.
2. Carilah tema yang simpel dari sebuah objek benda atau makhluk.
Film yang bagus selalu menyajikan sebuah objek benda atau makhluk yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah cerita fiksi. Contoh, cincin di The Lord of The Rings (bukan film ilmiah, tapi saya jadikan contoh saja), bola kecil di Minority Report, Kubus di The Avengers, dsb.
3. Luangkan waktu untuk berkonsultasi dengan ahli fisika, kimia, dsb.
Ini mungkin adalah tahap yang cukup rumit. Dari yang pernah saya baca, beberapa sineas di sana malah selalu menyewa ahli-ahli di bidang tertentu yang berkaitan dengan tema utama film. Contoh di luar misalnya, ada ahli fisika yang khusus disewa untuk dijadikan konsultan film Iron Man.
4. Hindari membuat konsep cerita yang terlalu spektakuler.
Sudah menonton semua film Transformers? Menurut saya konsep cerita di film-filmnya itu terlampau spektakuler. Meskipun harus diakui banyak adegan yang seru dengan efek yang luar biasa, namun harus diakui juga kalau semua film Transformers anjlok dalam hal penataan cerita. Banyak adegan, akting dan beberapa pergerakan cerita menjadi tak sesuai akibat terlalu hebohnya konsep cerita yang ditawarkan. Justru kesederhanaan konsep cerita yang ada di film seperti Iron Man pertama, Jurassic Park pertama, The Avengers atau bahkan Star Wars IV bisa cocok dengan akting, aksi, efek, dsb sehingga pergerakan cerita pun menjadi luar biasa.
5. Jangan lupa memasukkan pesan moral yang berkaitan dengan inti cerita di bagian tengah atau akhir film.
Saya melihat beberapa film fiksi ilmiah yang agak biasa seperti A.I., Frequency atau Cloverfield selalu menyisipkan pesan di dalam filmnya yang justru membuat nilai plus terhadap film-film tersebut. Misalnya dalam film-film tersebut terdapat pesan tentang kebersamaan dengan keluarga, atau perjuangan dalam menyelamatkan orang yang disayangi, dsb.
Kira-kira begitulah tips dari saya. Kalau ada hal-hal yang kurang akurat atau tidak tepat mohon dimaklumi, karena saya bukan orang film. Semoga bisa menginspirasi. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H