BENARKAH SAYA TIDAK TAKUT PADA VIRUS CORONA?
Sejauh ini sudah ada 3 orang yang sempat menyimpulkan bahwa saya tidak takut dengan Covid-19 atau Corona. 2 orang tetangga dan 1 kawan baik. Mereka merasa aneh karena dalam seminggu terakhir saya tetap beraktivitas di luar rumah dari pagi sampai habis magrib sementara mereka lebih banyak berdiam di rumah dan keluar kalau ada kepentingan yang mendesak saja.
Ketika mereka bertanya mengapa saya terlihat tidak takut, saya menjawabnya tentu saja saya takut. Sangat takut mungkin karena membayangkan keganasan virus ini. Tidak terbayangkan kalau saya terinfeksi di luar rumah dan kemudian membawa virus itu menyebar ke anak-anak saya dan istri.
Tapi memang tidak ada pilihan lain buat kami-kami yang bukan karyawan atau PNS. Kami-kami yang merupakan pedagang, penjual jasa dan lainnya tetap harus beraktifitas setiap hari karena tidak ada yang menggaji kami. Istilah umumnya adalah Nggak Kerja ya Nggak Makan. Jadi memang harus setiap hari keluar dari rumah dan beraktifitas.
Rasa takut pada Corona itu pasti ada. Aktivitas sehari-hari sudah dikurangi durasinya. Setiap keluar rumah selalu menggunakan Masker dan membawa hand sanitizer di kantong jaket. Begitu jengan social distancing (menjaga jarak berkomunikasi) dengan siapapun yang ditemui di luar rumah. Mungkin hanya itulah yang bisa dilakukan untuk menghindari potensi tertular Covid-19.
Jadi sebenarnya saya juga takut pada Corona. Tapi sangat jelas bahwa saya tidak panic (berusaha tidak panic) dengan adanya wabah ini. saya sangat menyadari bahwa kepanikan hanya akan berujung pada hal-hal yang kurang baik, atau menjadi buruk bahkan.
Lihatlah mereka yang panic lantas memborong sembako dan menyimpannya di rumah mereka. Tentu hal ini membuat harga sembako menjadi tidak karuan. Lalu ada juga yang memborong Masker, Hand Sanitizer, Alkohol hingga Desinfektan. Sudah pasti tindakan ini malah merugikan masyarakat luas.
Bahkan contoh kepanikan lainnya adalah beberapa Kepala Daerah secara mendadak menutup Bandar Udaranya dari penerbangan domestic. Dan yang paling ekstrim adalah Walikota Tegal secara mendadak (sempat) menutup (me-lockdown) kota Tegal padahal kita semua tahu Tegal berada ditengah-tengah jalan raya lintas pulau Jawa baik lewat utara maupun lewat selatan.
Yang terbaik bagi kita semua adalah Tidak Perlu Takut apalagi sampai panic. Kita harus waspada dan berhati-hati. Jeli memantau situasi yang ada dan siap menghindar ataupun melakukan tindakan strategis bila situasinya semakin memburuk.
KENALI DENGAN BAIK COVID-19 AGAR DAPAT BIJAK MENYIKAPINYA
Saya bukan seorang dokter, bukan ahli medis apalagi ahli virus. Hanya seorang Blogger yang memang sudah terbiasa mencari literasi sebanyak-banyaknya untuk menyimpulkan apa yang sedang terjadi, bagaimana bisa terjadi dan bagaimana sikap yang bijak untuk menyikapinya/ mengatasinya.