Soeharto berkuasa selama 32 tahun. Tidak ada yang bisa membantah 25 tahun pertama pemerintahan Soeharto adalah kondisi cukup indah bagi rakyat kebanyakan.
Harga sembako sangat terjamin (murah). Subsidi BBM dan subsidi listrik membuat rakyat mayoritas tidak terbebani dengan biaya hidup. Kurs Dollar juga rendah sehingga harga-harga kebutuhan lainnya sangat terjangkau.
Pertumbuhan ekonomi sangat baik. Pertumbuhan Industri sangat baik. Di bidang Pertanian, petani-petani mampu menciptakan Swa Sembada Pangan. Impor pangan hanya sekedarnya. Neraca Perdagangan Luar Negeri sangat terjaga.
Infrastruktur dibangun dengan proporsional. Pembangunan Nasional sangat direncanakan dan dievaluasi setiap 5 tahun sekali. Kondisi Politik dan Keamanan sangat kondusif terjaga.
Dan lain-lainnya sehingga dapat dikatakan dalam 25 tahun pertama pemerintahan Soeharto negeri ini dalam kondisi Aman Sentosa.
Di sisi lain kekurangan besar dari pemerintahan Soeharto adalah Mati Surinya Demokrasi. Pemerintahan yang ada Semi Militer. Semua Kepala Daerah berasal dari militer. Tidak ada namanya Pihak Oposisi saat itu. Yang ada adalah Demokrasi Terpimpin.
Dan yang membuat Demokrasi megap-megap karena Keberadaan UU Subversif dimana rakyat tidak dikondisikan untuk berbicara soal ketidak-adilan. Berbicara Ketidak-adilan itu berpotensi dianggap mendiskreditkan pemerintah atau lebih jauh lagi dianggap sebagai pergerakan upaya makar.
UU Subvesif ini timbul karena sebelum Soeharto berkuasa memang telah terjadi peristiwa pemberontakan G30S PKI yang mengancam perpecahan bangsa. Hal inilah yang akhirnya mendorong Soeharto menciptakan UU Subversif sekaligus membubarkan PKI dan melarang Paham Komunis untuk hadir di tengah bangsa ini.
Selanjutnya 7 tahun terakhir pemerintahan Soeharto kondis negeri mulai memburuk. Anak-anak Soeharto yang sudah dewasa mulai bersikap semena-mena. Mereka rakus mengeruk kekayaan alam negeri ini.
Begitu juga dengan keluarga besar Soeharto lainnya, sahabat-sahabat Soeharto dan kalangan kuat militer yang semuanya perlahan-lahan membangun kerajaan bisnisnya. Terjadilah ketidak-adilan ekonomi yang nyata bagi rakyat kebanyakan.
2 tahun terakhir pemerintahan Soeharto kondisi ini menjadi lebih buruk lagi. Kroni-kroni Soeharto bekerja sama dengan kaum kapitalis melakukan investasi besar-besaran tanpa memperhitungkan Hutang LN dan dan Kurs Dollar yang ada.