Seperti yang sudah beberapa kali saya tuliskan di artikel-artikel sebelumnya, saya memang sangat menunggu rilis Lembaga-lembaga Survey terbaru untuk bisa dipakai sebagai data bagi saya untuk memprediksi Hasil Pilpres 2019.
Tidak ada cara yang lebih baik dan lebih akurat untuk memprediksi hasil sebuah Pemilu kecuali dari hasil survey elektabilitas yang dilakukan oleh sebuah/ beberapa lembaga survey yang kredible. Prinsip itulah yang selama ini saya pegang. .
Di sisi lain sebenarnya saya punya catatan sendiri tentang kredibilitas dari berbagai lembaga survey yang ada. Ada lembaga yang cukup kredible , ada lembaga survey yang suka memihak dan ada lembaga survey yang hebat tapi suka bermain angka di awal musim kampanye. Tapi saya pastikan tidak akan menuliskannya dalam artikel karena tidak etis dan takutnya saya salah menyimpulkan juga.
Kabar terbaru dari media Tribunenews hari ini memuat berita Hasil Survey Elektabilitas dari lembaga Survey Polmark Indonesia yang dipimpin Eep Saefulloh Patah. Sosok ini cukup saya kagumi sebagai Pengamat Politik sejak zaman SBY. Belakangan dia memiliki konsultan politik dan kalau tidak salah mereka ikut terlibat dalam Pemenangan Jokowi di Pilgub DKI 2012 dan Pemenangan Anies Baswedan di Pilgub DKI 2017.
Polmark Indonesia saat ini merupakan Lembaga Survey yang cukup berpengalaman dan cukup kredible. Dan lembaga survey ini setahu saya tidak dekat dengan kalangan pemerintah sehingga mungkin hasil surveynya sedikit lebih netral. :D
Hasil Survey Elektabilitas yang dirilis Polmark Indonesia untuk hari ini 5 Maret 2019 adalah : Jokowi-Maruf 40,4% vs Prabowo-Sandi 25,8% dan Undecided Voters 33,8%.
Dari angka tersebut (Jokowi 40,4%), Eep Saufulloh menyatakan Elektabilitas Petahana dalam angka yang tidak Lazim yaitu dibawah 50%. Kondisi itu akan membuat posisi Petahana tidak aman. Eep pun mencontohkan Pilgub DKI 2017 dimana Elektabilitas Ahok di kisaran 40% dan Pilgub DKI 2012 Elektabilitas Fauzi Bowo juga di kisaran angka 40%.
Sebagai Tukang Amat-amati dari sekian Lembaga Survey hehe.. rasanya saya kurang sepakat dengan pendapat Eep Saefulloh. Benar sekali bahwa bila hasil survey Elektabilitas Petahana posisinya dibawah 50% maka Petahana dalam posisi tidak aman. Saya juga waktu Pilgub DKI 2017 sudah menganalisa Ahok akan kalah.
Tapi sebenarnya Prinsip yang dikatakan Eep Saefulloh hanya berlaku kalau angka Undecided Voters ada di kisaran 10%-12%. Pada posisi inilah sebenarnya nilai real Elektabilitas dari kontestan pemilu.
Sementara dalam suvey Polmark Indonesia disebut Undecided Voters masih mencapai 33,8%. Dengan kondisi tersebut maka Elektabilitas Petahana sebenarnya bukanlah 40,4% tetapi lebih dari itu. Ini prinsip yang saya yakini dengan melihat angka Undecided Voters.
Pertanyaannya kemudian, sebenarnya kira-kira berapa angka Elektabilitas Jokowi dan Prabowo berdasarkan angka-angka yang dirilis Polmark Indonesia?