Keberhasilan Real Madrid dalam menguasi liga domestik serta liga champions tidak terlepas dari peran pemain akademi mereka. Akademi Real Madrid disebut 'la fabrica'. gimana sejarahnya?
Sejarah La Fabrica
La Fabrica, yang berarti "Pabrik" dalam bahasa Spanyol, didirikan pada tahun 1942 oleh Santiago Bernabéu de Yeste, presiden Real Madrid saat itu. Santiago Bernabéu, presiden Real Madrid saat itu dan legenda sepak bola Spanyol, memiliki cita-cita untuk menciptakan akademi sepak bola yang berbeda diantara yang lain. Bukan hanya sekedar tempat untuk melatih pemain muda, tetapi juga menjadi wadah pembinaan holistik yang bertujuan untuk melahirkan bintang-bintang masa depan Real Madrid. Salah satu contoh pemain yang merupakan hasil dari akademi adalah Iker Casillas, Guti Hernandez, Raul Gonzalez, Nacho Fernandez
Filosofi pembinaan di La Fabrica berpusat pada pengembangan pemain secara menyeluruh. Akademi ini tidak hanya fokus pada pengembangan keterampilan sepak bola, tetapi juga pada aspek fisik, mental, dan sosial para pemain muda. Pendekatan ini terbukti efektif dalam menghasilkan pemain yang tidak hanya memiliki bakat sepak bola yang luar biasa, tetapi juga mentalitas yang kuat dan karakter yang terpuji.
Baca Juga : Mengenal Yellow Wall BvB
Los Galacticos Mengubah Filosofi
Sejak awal tahun 2000-an saat dikuasai oleh Florentino Perez, Real Madrid justru mengubah filosofi klub. Perez lebih memilih menciptakan 'Los Galacticos' yang berarti Galaxy daripada mempercayai pemain akademi 'la fabrica' itu sendiri. Hal ini ditandai dengan mendatangkan pemain bintang seperti Luis figo dari Barcelona, David Beckham, Zinedine Zidane, hingga Ronaldo Nazzario.
Tentu langkah yang diambil oleh Florentino Perez ini dikritik banyak kalangan penggemar sepakbola. Selain anggaran pengeluaran klub membengkak, Perez juga gagal menyatukan pemain dari 'la fabrica' yang diisi oleh Fransisco Pavon, Raul Bravo, Guti Hernandez dengan pemain proyek 'los galacticos' yang diisi oleh Zidane, Figo, Ronaldo Nazzario, Beckham hingga membuat suasana ruang ganti terbagi menjadi dua kubu.
Meskipun anggaran klub membengkak, tetapi justru diimbangi dengan pemasukan klub yang terus mengalir berkat pemasukan dari iklan, sponsor, hak siar, serta marchandise. Puncak dari keberhasilan proyek 'los galacticos' adalah ketika mereka menjuarai liga spanyol pada musim 2000/2001 dan 2002/2003 dan meraih juara liga champions yang ke-9 pada musim 2001/2002.
Terbukti sukses pada proyek 'los galacticos' jilid pertama, Perez kembali menciptakan 'los galacticos' jilid kedua. Perez mendatangkan dua pemain pemenang ballon d'or yaitu Ricardo Kaka serta Cristiano Ronaldo dari Manchester United dengan harga €45 juta sekaligus transfer pemain termahal saat itu. Tidak cukup mendatangkan dua pemain saja, Perez juga mendatangkan Karim Benzema, Xabi Alonso, Raul Albiol, dll. Proyek 'los galacticos' jilid kedua ini cenderung gagal jika dibandingkan dengan 'los galacticos' jilid pertama. Mereka gagal meraih satu gelar pun baik dikancah domestik maupun di eropa.