Lihat ke Halaman Asli

Rully Bachtiar.M.Si

Guru. Penulis. Blogger.

Guru dalam Hidupku

Diperbarui: 14 November 2023   06:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: ToonApp.

Hai sobat Kompasianers.. kali ini saya akan berbagi sedikit cerita tentang Guru yang menginspirasi ku.
Dalam benak saya kala 2008 pernah berpikir, layak kah saya menjadi Guru? Pantaskah menjadi Guru?  Hal itu saya rasa tak mungkin. Karena Tugas guru itu banyak.
Menurut Charles Bonar Sirait dalam buku public speaking for teacher (2013.h.6-7) "Guru itu fasilitator layaknya sebuah jembatan, Guru itu memikul beban dan Guru merupakan pekerjaan pengabdian yang mulia"

Guru juga harus memberikan ilmu kepada peserta didik. Apa itu ilmu? Menurut Jujun S. Suriasumantri dalam buku Filsafat Ilmu Sebuah pengantar Populer (2009.h.104) "ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama bahkan seorang anak kecil pun telah mempunyai berbagai pengetahuan sesuai dengan tahap pertumbuhan dan kecerdasannya."


Dalam sebuah perjalanan yang  panjang saat masa pandemi di tahun 2020 yang saya jalani dan harus berjibaku dengan alat elektronik saya menyempatkan membuat sebuah buku Antologi Ukiran Tinta Sang Pelangi. Bersama  Binti Fudyah dkk (2022) best seller. Dalam buku tersebut juga diisi oleh beberapa penulis dari Malaysia, Singapura dan Mesir Kairo. Saya pun menulis dalam buku h. 360 yang berjudul "Sabar Menaikan Derajat." Dalam buku tersebut saya goreskan pengalaman saya mulai dari 0 hingga menjadi seorang Guru. ada rasa bangga, terharu dan sedih karena di tahun 2021 ibu saya sudah pulang ke Rahmatullah.


Menjadi Guru itu tidaklah mudah karena kita juga harus mempunyai nilai-nilai karakter Islami. Dalam buku pendidikan karakter Islam di oleh Dr.Maruki,M.Ag (2015.h.45) Penanaman nilai-nilai karakter Islam 1.empati 2.hati nurani 3.kontrol diri 4.rasa hormat 5.kebaikan hati 6. Toleransi
7.keadilan.


Saya masih ingat betul beberapa tahun lalu. Ibu Eni memberikan sebuah buku ini kepada saya dengan cuma-cuma jika ingin membayarnya dikirimkan ke donasi yang lain bukan ke nomor rekening beliau. 

Terakhir izinkan saya Share Tulisan ini beliau juga menginspirasi saya. Beliau merupakan dosen saat saya kuliah S1 Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang di tahun 2012
Alm. Eni suhaeni Seorang Dosen, dan Aktivis.  Dalam buku Bingkai Sunyi. Ontologi puisi beliau mengatakan dalam bukunya tentang Guru (h.26) 


"Guruku berubah di menara langit"
Tercatat dalam buku ingatan kata la tahzan yang menyisakan getar air mata yang lebur dalam ketakziman luruh menjelma pecahan takdir. Sungguh, ku tak ingin mengambil jarak meski di belahan jantung jiwaku kau adalah penanda segala rasa. Guru, serupa menara langit bagi jiwaku dan atas nama perjalanan nasib hasratmu menjadi magma penuh cinta melebar mewangi bagi semesta jiwa saat ku lafadz satu kata "Guru..."aku ingin sujud kehadapan ruhmu menemukan jalan menuju hakikatmu."


Semoga saya yang sudah menjadi guru bisa menginspirasi bagi anak murid yang lain guna untuk mencerdaskan kehidupan bangsa Indonesia serta bisa membahagiakan kedua orang tuanya. 

Pesan saya: Sayangi mereka orang-orang yang mencintaimu selagi ada di dunia sebelum mereka dipanggil yang maha kuasa.


-Terimakasih wahai pengispirasiku

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline