Menurut survei dari Goodstats, ternyata 48 persen Gen Z di Indonesia sudah tidak mendengar radio sama sekali. Sementara hanya 11 persen yang masih dengar radio tiap hari.
Di tengah era streaming yang menawarkan kebebasan musik, wajar saja kalau radio mulai kehilangan daya tariknya. Tapi apa benar radio sudah tidak relevan?
Lagu-Lagu Mainstream yang Bikin Bosan
Sekarang ini saya cuma dengerin radio seminggu sekali, tepatnya hari Sabtu. Itu juga karena kebetulan stasiun radio tersebut seharian memutar lagu rock & metal tahun 80-an hingga 90-an. Di luar hari itu, nggak pernah.
Salah satu alasan saya jarang dengar radio adalah karena lagu-lagunya cenderung itu-itu saja. Lagu populer, lagu yang mainstream, yang kita pasti sudah hafal lah ya. Saya memang agak anti dengan lagu populer.
Kebanyakan stasiun radio cenderung main aman dengan memutar lagu-lagu hit yang banyak disukai orang. Sedangkan kalau kita pakai aplikasi streaming, pilihannya lebih luas.
Bisa dengar band indie, lagu-lagu asing yang tidak pernah diputar di radio, atau bahkan menemukan artis baru yang belum dikenal banyak orang.
Radio vs Streaming: Siapa yang Unggul?
Kalau kita bandingkan, radio dan streaming jelas beda dunia. Dengan streaming, kita bisa bikin playlist sendiri sesuai selera, menemukan lagu-lagu baru yang direkomendasikan oleh algoritma, bahkan bisa dengar podcast yang sesuai sama minat.
Radio? Yah kita cuma bisa pasrah dengar apa yang disajikan sama penyiar. Tapi di situ juga letak serunya radio. Kadang-kadang kita bisa dengar lagu lama yang membangkitkan nostalgia atau lagu baru yang tidak disangka-sangka cocok di telinga.
Satu lagi, dengerin radio itu gratis, nggak usah beli paket data.
Momen Random yang Bikin Radio Masih Spesial
Saya akui, ada momen di mana radio punya daya tarik yang unik, yaitu sensasi acak alias tidak bisa ditebak. Lagi duduk di bus, tiba-tiba ada lagu dari masa muda yang dimainkan. Rasanya seperti dibawa balik ke masa lalu.