Lihat ke Halaman Asli

Rully Novrianto

A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Gladiator, Sebuah Karya Sempurna yang Tak Perlu Sekuel

Diperbarui: 17 Juli 2024   13:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gladiator II (2024) - IMDb 

Paramount Pictures baru saja merilis trailer film "Gladiator II" di YouTube. Rencananya film ini akan tayang pada November 2024. Seperti film pertamanya, "Gladiator II" tetap disutradai oleh Ridley Scott. Sementara bintangnya adalah Paul Mescal, Pedro Pascal, Denzel Washington, Connie Nielsen, Joseph Quinn, dan Fred Hechinger.

Tapi belum dirilis saja film ini sudah menuai ragam kritikan negatif. Kritikan terbesarnya adalah kenapa mereka perlu menodai kesempurnaan film "Gladiator" yang dirilis pada 2000 dengan sebuah sekuel?

Sebuah Kisah yang Sudah Lengkap

Gladiator (2000) - IMDb 

"Gladiator" adalah lebih dari sekadar sebuah film epik. Ia adalah sebuah karya seni yang sempurna, sebuah puncak pencapaian sinematografi, akting, dan penyutradaraan.

Dengan latar belakang Roma Kuno yang megah, film ini menyajikan kisah tragis tentang seorang jenderal yang berubah menjadi seorang gladiator, Maximus Decimus Meridius.

"Gladiator" adalah sebuah kisah yang memiliki awal, tengah, dan akhir yang sempurna. Maximus, setelah melalui penderitaan yang luar biasa, mencapai penebusan dan kemerdekaan dalam kematian.

Ini adalah sebuah akhir yang begitu kuat, begitu memuaskan, hingga rasanya tidak ada ruang lagi untuk cerita lanjutan. Sekuel akan terasa seperti memaksa sebuah cerita yang sudah selesai untuk terus berjalan, hanya demi meraup keuntungan finansial.

Rusaknya Estetika dan Semangat Asli

Salah satu kekuatan terbesar "Gladiator" adalah atmosfernya yang gelap, brutal, namun penuh dengan keindahan. Ini adalah dunia yang penuh kontradiksi, di mana kekejaman berdampingan dengan keagungan.

Sekuel berpotensi merusak estetika visual yang telah dibangun dengan begitu hati-hati. Selain itu, semangat pemberontakan dan pencarian keadilan yang menjadi jiwa film pertama mungkin akan hilang dalam upaya untuk menciptakan konflik baru.

Salah satu bentuk rusaknya estetika itu adalah dengan soundtrack berupa musik rap di trailer "Gladiator II". Saya tidak bilang musik rap itu jelek, tapi jika dipasangkan dengan film epik seperti "Gladiator II" jadinya tidak nyambung. Karena salah satu kekuatan dan daya tarik dari film "Gladiator" adalah musiknya, yang dikerjakan oleh komposer Hans Zimmer.

Risiko Kecewa

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline