Lihat ke Halaman Asli

Rully Novrianto

A Man (XY) and A Mind Besides Itself

Menelusuri Cerita di Balik Album Konsep

Diperbarui: 25 Mei 2024   11:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by Mick Haupt: www.pexels.com

Bagi penikmat musik metal, pasti setidaknya sudah pernah dengar salah satu subgenre-nya yakni metal progresif. Genre ini terkenal dengan durasi lagunya yang panjang. Jika lagu pada umumnya berdurasi 3-5 menit, di metal progresif itu baru intronya saja.

Di balik panjangnya durasi itu, biasanya ada cerita panjang yang mereka olah menjadi musik. Ya, inilah yang dikenal dengan istilah album konsep, bukan konsep album ya.

Saat mendengar sebuah album konsep, bayangkan seperti menonton film tetapi melalui lagu. Setiap lagu dalam album memiliki benang merah yang saling berkaitan, membentuk sebuah cerita utuh. Makanya, saat mendengar sebuah album konsep dianjurkan untuk tidak lompat-lompat track.

Di ranah metal progresif, album konsep ini justru menjadi salah satu ciri khas yang membuat genre ini spesial. Saya berikan beberapa contoh album metal keren yang menggunakan konsep ini. Dream Theater dalam album mereka yang berjudul "Scenes from a Memory", bercerita tentang seorang pria yang terus mengalami mimpi dan kilas balik dari kehidupan dan era yang berbeda. Dia menjalani terapi dan menemukan bahwa di kehidupan lampaunya, dia adalah seorang wanita bernama Victoria, yang dibunuh pada tahun 1928. 

id.wikipedia.org

Album konsep lain yang juga jadi favorit saya adalah "A Gentleman's Hurricane" dari Mind's Eye. Ini adalah album konsep yang menceritakan tentang seorang pembunuh yang bergulat dengan rasa bersalahnya yang terus bertambah. Pembunuh tersebut mencari pencerahan di sebuah tempat ibadah, mencoba untuk berdamai dengan tindakannya dan kekacauan di dalam pikirannya sendiri.

progarchives.com

Namun album konsep tidak harus selalu tentang cerita yang 'berat'. Band asal Amerika Serikat, Mastodon, punya sebuah album konsep bertema fiksi ilmiah. Album mereka yang berjudul "Leviathan" terinspirasi dari novel "Moby Dick" karya Herman Melville. Musiknya menjadi penggambaran pertarungan epik antara manusia dan paus putih raksasa. Hentakan drum menjadi detak jantung saat ketakutan, riff gitar menjadi suara amarah sang monster, dan jeritan vokal menjadi teriakan putus asa sang pelaut.

facebook.com/Mastodon

Album konsep bukan monopoli metal progresif 

Ada anggapan bahwa album konsep itu hanya milik metal progresif atau rock. Santai dulu! Dunia musik itu luas, dan album konsep bisa hadir di berbagai genre tanpa perlu memiliki durasi panjang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline