Tayangan kuis yang menguji pengetahuan peserta tentang topik seperti ilmu pengetahuan umum, bahasa, budaya, dan lain-lain dahulu sering ditayangkan di televisi Indonesia. Sebagai contoh, lihatlah Who Wants to Be a Millionaire, Tak Tik Boom, Piramida, Kata Berkait, hingga Are You Smarter Than a 5th Grader?
Kuis-kuis ini tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik penonton. Selain itu, peserta yang datang beragam, termasuk siswa, mahasiswa, dan profesional, yang menunjukkan kemampuan dan pengetahuan mereka di berbagai bidang.
Namun belakangan ini, tampaknya hampir tidak ada program kuis televisi yang bersifat mendidik dan menambah wawasan penonton. Mayoritas kuis model baru berfokus pada kelucuan, kekonyolan, dan kegembiraan peserta untuk menarik rating. Bahkan ada kuis yang sama sekali tidak harus berpikir, hanya seratus persen mengandalkan keberuntungan saja.
Selain itu, peserta dan pembawa acaranya cenderung lucu dan berlebihan sehingga kontennya menjadi viral di internet. Mereka diminta untuk melakukan hal-hal konyol, berpakaian aneh, dan melontarkan celetukan yang lucu, bahkan terkesan berlebihan. Ini dilakukan untuk menjadi viral di media sosial dan menarik perhatian penonton. Tidak jarang pembawa acara mengikuti tren ini dengan berperilaku hiperbola dan lucu.
Perubahan ini jelas disayangkan, terutama bagi mereka yang masih menganggap program televisi memiliki nilai edukasi.
Apa penyebabnya?
Apa yang menyebabkan program kuis edukatif saat ini jarang ditayangkan di TV Indonesia? Mungkin juga tren hiburan instan dan viral di Internet mempengaruhi format dan konten acara televisi, seperti kuis. Penonton zaman sekarang lebih suka konten yang menghibur dan ringan daripada konten pendidikan yang terkesan berat.
Produksi acara televisi saat ini sangat memperhatikan peningkatan popularitas di YouTube, TikTok, Instagram dan platform daring lainnya untuk mendulang iklan. Ini disebabkan oleh fakta bahwa sponsor lebih tertarik untuk mendukung acara yang memiliki rating tinggi dan tersebar luas di media sosial.
Algoritma media sosial bertujuan untuk menampilkan konten yang menarik dan engaging kepada pengguna. Program televisi dengan konten yang menarik dan mudah dibagikan akan lebih mudah muncul di feed pengguna, meningkatkan kemungkinan viral.
Akibatnya, kuis edukatif yang tidak menghibur tidak menarik bagi pemasang iklan karena tidak dapat menarik perhatian pemirsa dalam waktu yang singkat. Kuis model lama dianggap terlalu membosankan dan tidak bersaing dengan hiburan online yang ringan dan menggembirakan.
Program televisi harus memiliki konten yang menarik dan mudah dibagikan di media sosial karena penonton masa kini, terutama generasi muda, menghabiskan banyak waktu di media sosial dan mencari hiburan dan informasi dari platform seperti YouTube, TikTok, dan Instagram.