Hari ini, 4 Mei 2020; tepat 30 hari saya dan anak-anak di rumah tidak lagi hanya sebagai penonton di Youtube, tapi resmi terjun sebagai "content creator" dadakan. Kenapa dibilang dadakan ? karena ya awal kami putuskan mengupload video itu karena merasa sayang tugas-tugas harian #BelajarDariRumah akibat libur #CoronaVirus cuma menuhin harddisk Laptop dan "gantung" banget.
Saya, yang terbiasa membuat program Televisi, cerita Film dan Serial merasa raw material seperti ini bisa dikreasikan sedikit agar bercerita dan enak ditonton.
Belum lagi, permintaan anak-anak yang sudah setahun lebih jadi cameo atau pemeran piguran di konten-konten anak tetangga yang sudah jauh lebih dulu sebagai "youtuber" (baca disini cerita lengkapnya)
Nah, setelah 30 hari ini kalau dihitung-hitung sudah lebih dari 35 konten kami buat untuk mengisi library video kami.
Memang kami sengaja tidak menyatukan video-video tadi kedalam 1 channel, melainkan masing-masing family member punya channel berdiri sendiri, yang kontennya tentu personal mereka sebagai main character, yang kalau memang diperlukan family member lain sebagai cameo atau supporting characters saja.
===
Perjalanan mengisi video library tadi memang punya cerita sendiri (rencananya kami akan buat behind the scene-nya nanti setelah 1 tahun), rata-rata untuk produksi 1 video durasi berapapun saya targetkan 2 jam selesai...tapi ya namanya juga bukan aktor terlatih, dari 2 jam target akhirnya molor jadi 3-4 jam per videonya. Bagusnya sih, durasi berapapun videonya total durasi shootingnya juga segituan sih gak lebih panjang, yaaaa mungkin kayak mesin solar, panasnya lama ! hahahahaha...
Anyway, kisah-kisah unik tadi memang lucu dan bikin greget yah. Kesel ya sudah pasti, jangankan ngadepin anak-anak yang masih "hijau" kayak gini...di lokasi shooting juga ya sama, pemain-pemain yang sudah profesional ber-akting juga ya kerap bikin salah, mau itu dialog lupa, ekspresinya kurang, atau hal teknis lainnya sering bikin kesel kita-kita sebagai crew produksi.
Berbekal itu semua, alhamdulillah tingkat kesabaran sudah punya standar sendiri plus anak-anak kami memang sering saya bawa ke tempat kerja, jadi terbiasa melihat proses shooting yang re-takenya mungkin bisa ratusan kali dalam sebah proses produksi tayangan.
So, mereka juga terkadang kalau salah cuma cengegesan dan beberapa kali terucap "hahahahha lupa gini ngomong apa, udah kayak artis aja".
Yang ada kami jadi ketawa barengan, bukannya kesel padahal sudah take ke 4 kalinya.
Tapi pastinya, lebih harus dilatih lagi, terutama dialog-dialog yang masih terkesan seperti "robot" tentunya.