Lihat ke Halaman Asli

Rully Moenandir

TV and Movie Worker

Catatan dari "Festival of Light 2019" di Monas

Diperbarui: 2 September 2019   07:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumen Pribadi

Alhamdulillah akhirnya kemarin, 23 Agustus 2019 kami sekeluarga berhasil datang ke kawasan MONAS, setelah seminggu sebelumnya alias 17 Agustus 2019 terjebak macet selama 1 jam mulai dari depan Sekretariat Negara sampai depan gedung Indosat. 

Sayang, kondisi bensin yang sudah menyala (lupa isi bensin) membuat kami sekeluarga memutuskan lurus terus menuju jalan thamrin dan meninggalkan kerumunan orang dan kendaraan yang masih juga sulit bergerak untuk berbelok ke arah area parkir Monas, IRTI.

Memang sajian pemprov DKI Jakarta kali ini cukup spesial, dimana festival lampu yang biasanya digelar untuk umum dan berbayar ini, justru diberikan akses terbuka dan gratis dalam rangka Festival of Light merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Monas Week pada 15-23 Agustus 2019, yang didalamnya bersamaan tentunya dengan perayaan HUT Republik Indonesia ke 74.

Menurut Munjirin, Pelaksana tugas (Plt) Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Monas, FOL 2019 ini diharapkan dapt menarik warga DKI Jakarta serta wisatawan dalam dan luar negeri untuk mengunjungi MONAS, tidak hanya di siang hari, namun juga malam hari, sekaligus menyemarakkan Monas Week kali ini. (baca disini)

Gelaran ini sendiri dimulai setiap hari, kecuali hari senin mulai pukul 18.30 wib sampai pukul 22.00 wib, ditambah Laser Show di Kolam Air Mancur Menari, yang pertunjukan pertamanya dilaksanakan pukul 18.30-18.55 WIB, pertunjukan kedua pukul 20.00-20.25 WIB, dan pertunjukan ketiga dimulai pukul 21.00-21.25 WIB.

===

Festival Of Light memang bukan barang asing di telinga kita.

Festival yang menampilkan kerlap-kerlip maupun gelaran cahaya yang dibuat sedemikian rupa sudah kita kenal merupakan "kebiasaan" yang dilakukan pada hari-hari raya keagamaan seperti Natal dan St Lucy (Kristen), Hannukah (Yahudi), Lantern Festival (Buddha China), dan Diwali (Hindu India).
Gelaran ini, kemudian juga "menular" ke wilayah lain di dunia dan kemudian menjadi kegiatan tradisional yang rutin dilakukan, sampai-sampai menjadi "event" reguler yang dikenal di dunia. Sebut saja, Fte des lumires di Lyon Perancis, Holiday Trail of Lights di TExas Amerika Serikat, Berlin Festival of Lights di Jerman, dan masih banyak lagi, tak terkecuali mini event sejenis yang diadakan "dadakan" di dalam mall, lokasi wisata, dll.

Dokumen Pribadi


Dalam perkembangannya, Festival Of Light juga mengalami perubahan. Jika awal masih menggunakan cahaya alam dari api (obor), kemudian berkembang lewat lampu pijar, lampu neon yang dimodifikasi dan dibentuk sedemikian rupa, hingga saat ini perkembangan lampu dari LED sampai sinar laser makin membuat acara menjadi semarak dan penuh hujan decak kagum dari pengunjung yang memang membuat malam hari yang gelap hitam, menjadi lebih indah dengan kerlap kerlip serta pancaran warna warni yang cukup teduh menyinari.

===

Kembali ke perhelatan di MONAS, hiasan-hiasan serta ornamen yang ada rata-rata diadopsi dari berbagai benda di museum sejarah nasional. Sebut saja patung pahlawan nasional Jenderal Soedirman, patung Pangeran Jayakarta sebagai pendiri kota Jakarta, patung Garuda, kediaman Presiden Pertama RI, Soekarno bisa kita jumpai di Sektor Selatan dan sebagian di Sektor Barat MONAS.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline