Gegap gempita Pemilu lebih dari 48 jam lalu rasanya sedikit hambar, ketika "suguhan" yang diterima rakyat kali ini sepertinya sama dengan Pemilu yang terjadi 2014 lalu.
Setelah rakyat mencapai klimaksnya dengan mencoblos paslon Presiden dan Wakil Presiden, serta wakilnya nanti di Parlemen dan Senator, kok yang terjadi lagi-lagi protes soal kisruh surat suara di TPS, Quick Count para lembaga survey, dan maaf..."sujud sukur" salah satu Capres dan deklarasinya yang lagi-lagi mendahului hasil akhir dari KPU sebagai lembaga resmi yang selain berwenang, juga memiliki kertas Hasil Suara asli, bukan sekedar foto, video yang di era digital saat ini sangat mudah dimanipulasi.
====
Tapi, ya...enough is enough ! Kita maklumi saja kalau memang itu mungkin "gaya"nya dalam setiap pemilihan. Walau ketika Pilkada DKI yang lalu, Protes ke lembaga surveynya tidak terjadi mengenai Quick Count, prosesnya tetap langsung deklarasi kemenangan walau belum disahkan oleh KPU, karena memang normalnya hasil Pemilu/Pilkada memerlukan proses agak panjang karena butuh kroscek di tingkat kecamatan, propinsi yang melibatkan seluruh elemen saksi, wakil partai, dan wakil paslon, untuk kemudian disahkan oleh KPU pusat melalui rapat pleno akhir.
Yang sedikit mengganggu saya justru salah satu paslon dari kubu 02, yakni cawapres Sandiaga Uno, yang tiba-tiba dikabarkan sakit cegukan tiada henti yang mengakibatkan alpa mendampingi capres Prabowo Subianto saat mendeklarasikan kemenangannya petang hari di hari H pencoblosan, 17 April 2017 (selengkapnya).
====
Sandiaga Uno yang semakin dikenal sebagai pejabat publik setelah memenangkan Pilkada DKI Jakarta 2017 sebagai wakil gubernur bersama Anies Baswedan yang menjabat Gubernur DKI Jakarta ini, bernama lengkap Sandiaga Salahudin Uno ini dinilai sebagai sosok muda yang dinamis.
Ia lahir di Pekanbaru, 28 Juni 1969 (kalau ini sama nih sama saya tanggal lahirnya...cuma beda tahun), merupakan bungsu dua bersaudara dari pasangan Razif Halik Uno (Henk) dan Rachmini Rachman (Mien). Ia menikah dengan istrinya, Nur Asiah pada 1996 dan kini dikaruniai 3 buah hati bernama Anneesha Atheera Uno, Amyra Atheefa Uno, dan Sulaiman Saladdin Uno.
Sandi menyelesaikan pendidikan S1 di Wichita State University, Kansas, Amerika Serikat, pada 1990. Ia mengambil jurusan Business Administration. Kemudian, ia melanjutkan pasca sarjana Business Administration di George Washington University, setelah sebelumnya sejak SD hingga SMA bersekolah di Jakarta, SD PKSD kemudian ke SMP 12 Wijaya Jakarta Selatan dan melanjutkan sekolahnya ke SMA Katolik Pangudi Luhur.
Di dunia usaha, Sandiaga diakui sebagai seorang pebisnis sukses dan tercatat sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Sandi pernah dinobatkan oleh Globe Asia sebagai orang terkaya ke-63 di Indonesia dengan jumlah kekayaan mencapai 245 juta dollar AS. Ia juga mendapat penghargaan Enterpreneur of The Year dari Enterprise Asia pada 2008.
Berdasarkan biografi Sandiaga Uno, ia pernah bekerja di sebuah perusahaan namun kemudian perusahaan itu bangkrut. Kemudian, bersama rekannya, Sandiaga mendirikan perusahaan di bidang keuangan yaitu PT Recapital Advisor, yang baru kemudian ia mendirikan perusahaan lainnya dengan nama PT Saratoga Investama Sedaya yang bergerak di bidang investasi (baca disini).
Perusahaan investasinya bergerak di bidang telekomunikasi, pertambangan dan produk kehutanan. Sistem perusahaannya ialah mengumpulkan modal dari beberapa investor kemudian mengakuisisi perusahaan yang memiliki masalah keuangan kemudian memperbaiki kinerja perusahaan tersebut. Setelah kinerja perusahaan tersebut sudah terlihat cukup baik, kemudian perusahaan tersebut dijual kembali tentu dengan harga yang lebih tinggi. Salah satu perusahaan yang pernah ia akuisisi adalah Bank BTPN.
Sandiaga Uno juga dikabarkan pernah berkarier sebagai pemegang saham PT Adaro Indonesia, Presdir PT Alberta Communication, Presdir PT Mitra Telecommunication dan bergabung dengan beberapa perusahaan internasional di Singapura dan Kanada.
Sedangkan di dunia politik, ia baru pertama kali terjun di partai Gerindra jelang pengusungan dirinya dengan digandengkan bersama Anies Baswedan sebagai Cagub dan Cawagub DKI Jakarta periode 2017-2022 yang diusung dua partai politik, Gerindra dan PKS, yang saat itu berhadapan dengan pasangan pertahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidajat.
Di kepengurusan Gerindra, Sandi menjabat sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina. Kini, setelah hampir 10 bulan menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandi digandeng Prabowo Subianto sebagai cawapres untuk bertarung di Pilpres 2019.