Lihat ke Halaman Asli

Rully Moenandir

TV and Movie Worker

Skatepark Slipi di Antara Impian dan Kenyataan

Diperbarui: 19 Februari 2019   20:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : dokpri

Kamu milleial? Suka main Skate atau BMX? Tau Kalijodo Skatepark kan? Pastinya dong.

Kawasan yang dulu merupakan kawasan kelam dengan akses terbuka dan kemudian dirubah Gubernur DKI saat itu menjadi kawasan olahraga ini, memiliki fasilitas skateboarding kelas internasional, ditambah lagi fasilitas track untuk BMX, futsal, pagelaran seni, area bermain anak, dan kuliner tentunya.

Sumber : dokpri

Kamu tahu juga gak selain Kalijodo sebagai yang terbesar, ada 5 lagi skatepark (termasuk yang indoor) keren yang tersebar di Jakarta ini? Pasti tahu juga kan.

Ya betul, ada "Green Skatepark" di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), ada "Puink Skatepark" di kasawan Pademangan Ancol, ada "Twilo Skatepark" di kawasan Kemang Jakarta Selatan, ada "Pondok Pinang Skatepark" yang tempatnya agak terpencil, dan terakhir "Rimba Mad Ramps Skatepark" yang merupakan Skatepark Indoor pertama di kawasan Cawang (baca disini).

====

Perkembagan skateboarding di Indonesia sendiri sudah mulai sekitar tahun 1995-1996 ketika brand-brand seperti Quiksilver, Converse, Spyderbilt, dll mulai masuk ke Indonesia dengan membuka official outletnya di mal-mal seputaran ibu kota. 

Brand tersebut menjual mulai dari baju, celana, sepatu, gear yang bisa dicustom untuk membuat sebuah papan seluncur, para skaters/skateboarders (sebutan untuk orang yang bermain skateboard) tumbuh dan terus berkembang.

Mereka awalnya bermain skateboard di sekolah-sekolah karena memiliki minimal lapangan basket yang bisa digunakan atau bermain di jalan-jalan kompleks perumahan yang biasanya rata dan lebar karena saat itu, untuk bermain di trotoar jalan sangat tidak memungkinkan karena minimnya ketersediaan trotoar.

Arsip Republika

Namun, masuk tahun 2000-an para skaters ini mulai membentuk komunitas-komunitas "underground" sekadar untuk menyalurkan hobi, yang kemudian beberapa di antaranya mulai mengumpulkan dana untuk membangun sendiri "mobile" skatepark. 

Konstruksi-konstruksi besi dengan papan menjadi jalan keluar komunitas ini untuk membuat "rintangan-rintangan" menantang untuk ditaklukkan dimanapun lokasi yang menurut mereka cukup luas dan tidak mengganggu masyarakat disekitarnya.

Era "underground" tadi, akhirnya difasilitasi pemerintah DKI, dengan menggandeng pihak swasta melalui dana CSR dengan hadirnya Kalijodo Skatepark yang sangat besar dan luas, yang kemudian direncanakan juga dibangunnya arena skatepark baru bertaraf internasional di kawasan TB Simatupang (baca disini).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline