Sengaja saya mampir ke Masjid ini hari ini...karena kemarin sore, sepulang dar aktifitas kena macet parah di titik sebelum ini, dan setelah dilewati ternyata sedang apa peresmian (banyak sekali karangan bunga), namun karena waktu sholat masih jauh, saya rencanakan esok (hari ini) saya HARUS mampir untuk explore masjid ini....yang rasanya, merupakan bagian do'a saya waktu itu.
Kita lanjut ya...
--------
Berawal dari explorasi peresmian RPTRA #Kalijodo yang heboh itu, yang kemudian saya explore... saya mempertanyakan, jika pengunjung sebanyak itu akan sholat, dimana coba? mengingat kapasitas musholla yang ada hanya muat sekitar 10 orang...
Terucap do'a saya seketika...semoga pemerintahan DKI yang dipimpin Basuki Tjahaja Purnama saat itu, bisa mengakomodir pembangunan masjid disekitar kalijodo...yahhhh, masa "malak" CSR -nya Sinarmas buat bikin taman serbaguna, gak bisa sekalian sama fasilitas pendukungnya sih?
Selang beberapa bulan, saya terkaget dengan spanduk diseberang RPTRA Kalijodo yang menyebutkan disitu akan dibangun masjid...ya, MASJID !!! Yaaahhh... pokoknya tidak lama setelah peresmian Masjid Agung DKI Jakarta (Masjid KH Hasyim Asy'ari) yang juga heboh karena dinilai bermasalah oleh kelompok tertentu (albumnya juga bisa dilihat di link dibawah nanti yah...)
Dan ajaibnya, tidak lama setelah itu, masjid ini tanpa gembar-gembor diresmikan dibawah pemerintahan Djarot Saiful Hidayat, dan saya pun Alhamdulillah menjadi bisa menjadi salah satu jamaah pertama yang melihat dan merasakan Masjid yang cukup Mewah dan Modern ini. Karena jelas, di Jl. Pangeran Tubagus Angke ini butuh sekali masjid.
Memang setelah lampu merah (Traffic Light) Jembatan Dua arah Daan Mogot, hanya ada 1 masjid, yang posisinya mepet sekali dengan jalan raya dan disampingnya hanya ada gang kecil yg hanya cukup dilewati 1 mobil. Akhirnya, masjid ini sepi dari orang-orang yang ingin berhenti sholat yang setiap hari terkena macet di jam-jam pulang kerja, walau sudah masuk waktu sholat Maghrib.Masjid ini menurut panitia masjid yang saya temui, namun tidak mau disebutkan namanya (saya sebutkan tadi ke beliau, obrolan kami akan saya naikkan ke sosmed), masjid ini sanggup menampung 500an jamaah, dengan 150an jamaah di ruang utama, dan sisanya di ruang serbaguna dan selasar masjid. Bisa lebih lagi jika memanfaatkan taman dan sela2 ruang kosong lainnya.
Saya sendiri melihat, masjid ini kental dengan ornamen betawi dan sedikit sentuhan ornamen turki. CCTV dan monitor di ruang serbaguna (bawah)-pun sangat baik.
Akses dari ruang wudhu, penempatan sendal, ruang pengurus masjid, sangat baik. Terlebih di ruang utama tidak ada tiang, yang biasanya mempersempit ruang sholat dan dipakai "nyender" jamaah (ini saya paling gak suka, bikin keliatan kl org islam itu pemalesan, karena terlihat senengnya mencari tiang buat senderan...padahal jamaah lain duduk tegap, atau posisi khusyu saat mendengarkan ceramah).
Yang saya sayangkan cuma 1...walau masjid ini di ruang utama menggunakan karpet sholat yang tebal mewah (menurut pengurus masjid dibuat khusus untuk masjid ini), posisi masjid yang dekat jalan raya yang aktif, rasanya karpet ini akan menjadi perangkap debu yang sempurna. Karena biasanya, kalau masjid dekat jalan raya, ruang utama berkarpet akan tertutup rapat, baik nantinya didalam menggunakan kipas atau bahkan AC yang menjaga ruangan agar tidak panas dan berdebu.
Selebihnya, masjid ini sudah baik sekali. Rak-rak untuk buku, sajadah, dan Al Qur'an, semua menjorok kedalam, sehingga ruang sholat tidak terganggu sama sekali. Tempat parkir depan masjid juga sudah cukup, karena memang masjid ini lebih sebagai masjid persinggahan, jikapun nantinya akan membludak, ada selasar jalan pinggir kali yang sementara bisa dijadikan tempat parkir, karena cukup dilalui 2 mobil berpapasan.
Ah...senangnya memang melihat Jakarta sekarang....
Terima Kasih pak #Djarot