Lihat ke Halaman Asli

Mangunsong Rully

Pemerhati SosPolEkBud

Julius Caesar, sang Jenderal Jenius yang Mengubah Sejarah Romawi

Diperbarui: 12 Juli 2024   21:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://piquegames.com/blog/f/featured-regent-gaius-julius-caesar

Julius Caesar: Sang Jenderal Jenius yang Mengubah Sejarah Romawi

Julius Caesar, salah satu tokoh terbesar dalam sejarah Romawi, dikenal sebagai jenderal brilian, diktator, penulis, dan orator ulung. Dari masa kecilnya yang penuh tantangan hingga karir militernya yang cemerlang dan akhirnya kematiannya yang tragis, Caesar adalah sosok yang meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah dunia. Mari kita telusuri kehidupan, pencapaian, dan warisan yang ia tinggalkan.

Masa Kecil yang Membentuk Sang Jenderal

Gaius Julius Caesar lahir pada 12 Juli 100 SM dalam keluarga bangsawan. Meskipun berasal dari keluarga patrician, keluarganya tidak memiliki kekayaan besar. Ayahnya, Gaius Julius Caesar the Elder, meninggal ketika Caesar masih remaja. Ibunya, Aurelia Cotta, memainkan peran penting dalam membesarkannya dengan nilai-nilai keteguhan dan ambisi.

Karir Militer yang Mengubah Dunia

Karir militer Caesar dimulai dengan partisipasinya dalam pengepungan Mytilene pada tahun 81 SM. Keberanian dan keterampilannya membuatnya dianugerahi penghargaan corona civica. Namun, prestasinya yang paling menonjol datang saat ia memimpin pasukan Romawi dalam Perang Galia. Selama sembilan tahun, Caesar menaklukkan hampir seluruh wilayah Galia, memperluas kekuasaan Romawi hingga ke Samudra Atlantik.

Strategi Militer yang Jenius

Keahlian Caesar dalam taktik militer tidak hanya terlihat dalam pertempuran tetapi juga dalam manuver strategis. Dia menulis serangkaian buku berjudul "Commentarii de Bello Gallico," yang mendokumentasikan kampanye militernya dan memberikan wawasan tentang kehebatannya sebagai seorang komandan.

Dari Politik ke Puncak Kekuasaan

Karir politik Caesar penuh dengan lika-liku. Setelah menjabat sebagai quaestor di Spanyol pada tahun 69 SM, ia terpilih sebagai aedile pada tahun 65 SM dan pontifex maximus pada tahun 63 SM. Jabatan praetorship pada tahun 62 SM membuka jalan bagi Caesar untuk memasuki konsul pertama pada tahun 59 SM. Kemitraannya dengan Pompey dan Crassus dalam Triumvirat Pertama memberinya kekuatan besar dalam politik Romawi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline