Lihat ke Halaman Asli

Lembaga Bina Prestasi yang Nggak Membina Prestasi

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

hari ini sekolah anak gue mengikuti lomba yang diadakan lembaga bina prestasi di pasar seni ancol. lombanya macam2, ada lompat lingkaran, lari estafet, senam irama, gerak jalan, dsb. nedra kebagian lompat lingkaran. antreannya puanjaaaang banget, yang ikut buanyaaak banget, emang ribet dan rada nggak terorganisir. sekolah ned mengirimkan 3 tim untuk lomba lompat lingkaran, ned masuk kelompok kedua. nah, terjadilah hal yang sangat tidak menyenangkan, saat tim pertama ikutan lomba.

pas lomba, ada panitia cukup banyak. 1 orang pegang catatan untuk mencatat siapa yang menang, trus bbrp panitia lain yg bertugas angkat tangan begitu peserta selesai . nah, mulailah pertandingan, dan jelas2 kelompok sekolah ned menang karena salah satu anak itu emang lompatnya cepet banget. gue berada di sebelah pencatat, dan dia ngeliat, pas kelompok skul anak gw menang, dia nulis angka 1. dan kesalahannya adalah, dia salah nulis nomor. nomor kelompok adalah 099, yang dia tulis 009. pas pengumuman, dia mengumumkan: yang menang nomor 009! guru langsung protes, "Salah mas, yang ikutan nggak ada nomor 009, yang ada nomor 099! nih liat, anak ini lho yang ikutan." begitu dicek emang bener, nggak ada kelompok nomor 009 yang ikutan lomba di saat itu. dan anehnya nih, tiba2 dia membuat pengumuman baru, yang menang adalah nomor 86! - karena ada ibu guru tk yang megang nomor itu ngotot kalau skul mereka adalah juara pertamanya. dan yang lebih menggelikan lagi, kelompok 099 itu dijadikan harapan 1. WHAAAAAAAT??????

langsung dong pada protes, ini gimana sih??? sempet emosi dan protes, tetep aja mas2 pencatat tambeng dan nggak mau tanggung jawab. akhirnya teteplah jadi juara harapan 1. trus, gue nonton acara finalnya, yang juara 1 dilombain lagi dengan juara2 1 lainnya (diadakan beberapa sesi). dan gue langsung melihat 'karma' tuh terjadi. jadi, pas mulai final, si kelompok 86 ini mulai, baru beberapa detik, salah satu anaknya nangis2 dan ngambek, nggak mau lompat karena kecapekan. dan gurunya dong ambisius berat, maksa2 anaknya buat ngelanjutin lomba. IIIIIIIH nggak banget deh lo bu!

balik lagi pada keanehan si panitia, sangat sangat sangat disayangkan, bahwa lomba yang diadakan oleh lembaga bina prestasi, tidak mampu memberikan pembinaan prestasi yang sebenarnya: panitia berbohong, nggak jujur, dan nggak mau mengakui kesalahannya. balik lagi, gue nggak mementingkan persoalan kalah atau menang, yang penting sudah usaha yang terbaik, dan memang harus sportif, kalau kalah ya sudah, nggak dapat piala. ini acara anak2, harusnya ya harus ngajarin hal yang benar.  jadi, lembaga bina prestasi ini, mau membina prestasi yang macam apa ya?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline