Lihat ke Halaman Asli

Muhammad Amrullah

Pemuda Lamongan

Perempuan dan Kultur yang Mengikat

Diperbarui: 14 Januari 2023   21:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dari masa ke masa pastinya mempunyai polemik tersendiri. Dan perempuan selalu menjadi persoalan dari setiap masanya. Persoalan yang dimaksud disini ialah tentang posisi, dan kesetaraan gender antara perempuan dan laki-laki. Memang, isu feminisme rasanya tidak akan habis diperdebatkan dan diperbincangkan. Mulai dari sudut pandang agama, maupun budaya.

Feminisme jikalau ditelisik lebih mendalam mempunyai makna yang berbeda dengan emansipasi. Jikalau emansipasi wanita didefnisikan sebagai pandangan yang mengusung peran serta wanita di ruang publik. Sedangkan definisi dari feminisme lebih dari itu.

Feminisme adalah sebuah gerakan yang memperjuangkan kesetaraan bagi perempuan dalam politik, ekonomi, budaya, ruang pribadi dan ruang publik. Feminisme pun bukan sebuah ideologi yang menebar kebencian pada kaum pria. Feminisme sering dicap sebagai paham yang melemahkan posisi perempuan karena orang awam menganggap bahwa penganut feminisme selalu menuntut sesuatu yang lebih dan spesial daripada pria.

Hakikt peran perempuan

Dalam suatu tatanan kehidupan, perempuan memiliki peran yang dianggap penting bagi suatu kehidupan. Pertama, perempuan sebagai istri. Dalam menjalani peran sebagai istri, perempuan dituntut agar bisa memposisikan dirinya sebagai ibu, teman, dan kekasih bagi suami. Mampu berbagi rasa suka dan duka serta memahami tanggung jawabnya sebagai istri kepada suami. Kedua, perempuan sebagai sosok ibu. Seorang perempuan selalu dijadikan cerminan bagi anak-anaknya. 

Anak-anak cenderung meniru apa yang ia lihat dan temukan dalam keluarga. Perempuan yang menjadi salah satu unsur dalam keluarga merupakan penentu dari arah dn sikap anak pada masa mendatang. Ketiga, perempuan sebagai anggota masyarakat. 

Posisi dan kedudukan perempuan dalam kehidpan bermasyarakat sudah sangat jelas yakni sebgai anggota masyarakat yang memiliki sejumlah hak dan kewajiban tentunya. Dalam hal ini tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam hak dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat. Dalam sudut pandang agama pun dijelaskan untuk menegakkan keadilan dalam berbagai bidan kehidupn, baik ranah domestik maupun publik.

Feminisme

Pada dasarnya asumsi tentang kesetaraan gender yang diusung oleh paham feminis berangkat dari teori nurture. Menurut paham feminis, gender itu hanya berasal dari kontruksi social (Nurture) semata, dan bukanlah sebuah hal Kodrati, sehingga bisa dipertukarkan. Dengan begitu, peran gender pada hakikatnya adalah setara dan bisa diletakkan pada posisi laki-laki maupun perempuan. Keduanya tiada perbedaan, keduanya sama.

Inilah yang digagas oleh para kaum feminis, dimana kesamaan atau kesetaraan atas kondisi laki-laki dan perempuan. Jika kesetaraan ini dilanggar, maka dalam sudut pandang mereka (kaum feminis) akan menimbulkan ketimpangan social, yakni diskriminasi terhadap kaum hawa. Pada umumnya kaum feminis memakan ukuran kuantitatif dalam menentukan suatu ketimpangan yang terjadi seperti melihhat out come atau keberhasilan yang telah dicapai oleh kaum laki-laki dan perempuan di dunia publik.

Perempuan dalam budaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline