Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Lahirnya Ilmu Psikologi

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Psikologi secara etimologi berasal dari kata “psyche” yang berarti jiwa dan “logos” yang berarti ilmu. Syarat sesuatu sehingga dapat dianggap sebagai ilmu itu harus dibuktikan melalui observasi dan pembuktian secara replikasi. Psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas mengenai perilaku manusia baik secara individu maupun berkelompok. Psikologi memiliki persamaan dan perbedaan dengan psikiatri, persamaannya ialah sama-sama mempelajari mengenai jiwa dan perilaku, sedangkan perbedaannya jika psikologi cara penanganannya hanya melalui pendekatan atau interaksi khusus sementara jika psikiatri lebih menekankan pada aspek kesehatan dan cara penanganannya melalui intervensi obat-obatan.

Psikologi mulai berkembang pada saat dimulainya era revolusi industri, yakni perubahan cara memproduksi barang yang awalnya dalam ruang lingkup kecil atau rumahan menjadi produksi masal di pabrik. Selain itu ilmu psikologi dahulu juga digunakan oleh tentara Inggris untuk merekrut anggota baru agar para anggota baru tersebut dapat diidentifikasi kualifikasinya sehingga dapat ditempatkan pada posisi yang tepat. Tak boleh sembarangan menempatkan seseorang pada posisi pekerjaan, misalnya posisi administrasi harus diisi dengan seseorang yang memahami pekerjaan admin dan harus teliti. Sedangkan posisi Panglima harus diisi oleh seseorang yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi karena harus mampu menyusun strategi. Apa jadinya jika seseorang yang memiliki kualifikasi sebagai admin ditempatkan pada posisi sebagai panglima, ataupun sebaliknya maka yang terjadi ialah tidak maksimal dan hasil kerjanya akan kacau.

Ketika perang dunia ke-II berlangsung, Adolf Hitler memipin pasukannya untuk mengalahkan Rusia (Uni Soviet), pada saat itu berada pada musim dingin. Hitler tidak menghiraukan aspek psikologis dalam menyusun strategi perang sehingga ketika ia dan pasukannya bertempur melawan Rusia, yang terjadi ialah kekurangan suplai perbekalan dan logistik. Hal itu membuat Hitler dan pasukannya dipukul mundur dari Rusia dan akhirnya mengalami kekalahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline