Lihat ke Halaman Asli

Politik Kesombongan dan Pembodohan Publik

Diperbarui: 13 November 2018   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pic: pinterest.com

"Sesungguhnya ALLAH tidak menyukai orang-orang yang sombong" (QS.An Nahl 23)

Sadar atau tidak, frasa buruk dan tidak etis yang belakangan dilontarkan oleh mulut para calon pemimpin bangsa ini sudah kebablasan dan tidak mencerminkan akhlakul karimah. Sudah melenceng jauh dari nilai keIndonesiaan Jauh pula dari nilai-nilai Islami, sementara mereka mengaku-ngaku muslim dan pancasilais. What's wrong with them ?.

Kesombongan itu, kata Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam adalah menolak kebenaran dan merendahkan orang lain. Jelas bahwa ujaran ujaran tanpa kendali tersebut, apapun alasannya, mau bagaimanapun dalihnya, semua sudah menjurus kepada saling merendahkan antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Sebuah komunikasi politik yang buruk dan berpotensi mengacaukan upaya mencerdaskan bangsa.

Inilah politik kesombongan sekaligus pembodohan publik yang dipertontonkan secara vulgar ditengah tengah masyarakat. Praktik perebutan kekuasaan dalam konstelasi kedamaian sesungguhnya harus diwarnai dengan aksi fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan, kompetisi gagasan dan ide ide membangun bangsa. Melebur dalam jargon 'saling' secara positif, bukan merasa 'paling', yang bertendensi egoistik !. Berpolitiklah secara elegan serta berkompetisilah dengan sehat dan fair, hingga bilapun menang tidak jumawa, kalahpun tidak terhina.

Pemimpin, sejatinya adalah panutan, guru bangsa yang siap menjadi teladan bagi orang orang yang dipimpinnya, bukan malah saling menjatuhkan dan mencoreng citra dirinya ke level yang lebih rendah di panggung panggung politik saat ini, maka wajarlah jika jutaan rakyat bertanya tanya "apa-apaan ini ?"

Stop segala bentuk praktik kesombongan dan politik minus etika dari kubu manapun kalian berada, mohon dijaga lisan-lisan kalian. Tidak akan ada gunanya perhelatan mahal demokrasi yang menelan dana belasan trilyun itu (baca : uang rakyat) bila cara-cara yang digunakan sungguh tidak etis dan tidak dalam kerangka pendidikan politik yang mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat !.

Sementara kalian menganggap enteng persoalan ini di pentas pentas media, tertawa tawa hipokrit, berkilah dengan aneka teori politik tapi dangkal nurani, seolah fenomena ini dianggap biasa, lumrah serta nihil dampak polarisasinya, lalu tidak peduli dengan efek sosiologis serta pengaruh psikologisnya terhadap pembentukan karakter generasi anak bangsa ini kedepan. Ingatlah bahwa kalian akan mati dan jangan sampai meninggalkan warisan yang buruk untuk anak cucu kelak.  Astaghfirullah  (*).

#AkhiriPolitikKesombongan

#JadilahCalonPemimpinYangBaik

#StopPembodohanPublik

#SaveIndonesia

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline