Lihat ke Halaman Asli

Selalu Berfikir Positif dan Tetap Optimis !

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Jangan takut jatuh, karena yang tidak pernah memanjatlah yang tidak pernah jatuh, jangan takut gagal, karena yang tidak pernah gagal hanyalah orang yang tidak pernah mencoba melangkah. Jangan takut salah, karena dengan kesalahan pertama kita dapat menambah pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang kedua". ( Buya Hamka )

Kata-kata ulama besar Alm. Prof. Dr. Hamka diatas demikian menyentuh, mengobarkan semangat kita agar jangan pernah mengeluh apalagi menyerah. Selama hayat masih dikandung badan dan selama nafas belum sampai tenggorokan, selalu tanamkan sikap optimis, berbaik sangka dan berfikir positif !. Belajar bagaimana jadi optimis dapat jadi sesuatu yang sangat sulit, khususnya bagi seseorang yang cenderung memandang segala sesuatu dengan skeptis. Seseorang yang optimis tidak 'buta kebahagiaan' atau mengabaikan permasalahan. Tapi sebaliknya melakukan pilihan secara terus menerus untuk merespon dalam tindakan yang membangun baik dalam keadaan positif ataupun negatif. Tapi sebenarnya setiap orang bisa mengembangkan diri untuk selalu berpikir positif. Tentunya dengan niat yang kuat dan bersungguh hati menerapkannya.

1. Perbedaan dari orang yang berpikiran positif dan orang berpikiran negatif adalah bagaimana mereka menghadapi sebuah situasi. Seorang yang pesimis melihat sebuah kejadian buruk sebagai sesuatu yang mempengaruhi seluruh kehidupannya, terlihat dari pernyataan seperti 'Tak pernah ada hal bagus yang terjadi padaku.' Atau 'tentu saja ini akan berakibat buruk...bagaimana jadinya hidupku nanti?' Saat mengalami kejadian buruk membuat si pesimis semakin yakin kalau mereka korban ketidakberuntungan. Beda dengan seorang yang optimis, biasanya memiliki kemampuan untuk mengisolasi hal-hal negatif dan menjaga sikap serta pemikiran bahwa apa yang dialaminya hanya sebuah kejadian, bagian dari keseluruhan hidupnya.

2. Seorang yang berpikiran optimis melihat kegagalan sebagai kemunduran sesaat, bukan sebuah kondisi yang permanen. Perbedaan dari cara pandang seorang yang berpikiran pesimis. Seorang yang memiliki pemikiran optimis memahami bahwa saat mereka gagal bukan berarti mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk meraihnya, melainkan hanya sebuah pelajaran yang akan membawa mereka mencapai tujuan dengan cara lebih sempurna. Dengan belajar dari kesalahan, ke depannya mereka akan dapat mengurangi kesalahan dalam melakukan sesuatu dan pada akhirnya melakukan cara yang benar.

3. Orang-orang optimis memilih bersikap tenang dalam segala siatuasi buruk yang dihadapinya. Orang-orang optimis memahami bagaimana memisahkan emosi dari situasi yang dihadapinya ini dengan situasi yang sebenarnya, dan mereka memiliki kemampuan untuk tetap bertindak rasional, mengatasi situasi dengan kepala dingin di tengah tekanan.

4. Orang-orang optimis tidak menghadapi permasalahan secara pribadi tapi tetap bersikap obyektif dalam keadaan apa pun.

Jika kita telah memahami bagaimana menjadi seorang yang optimis di atas, dan mempraktekannya dalam keseharian, lalu mengubah kita menjadi seseorang yang berpikir positif. Jangan mengharapkan orang-orang di sekeliling kita langsung menghargai sikap optimis ini, persiapkan diri untuk mengatasi segala hal negatif tersebut. Berfikir positif- positifve thinking juga perlu kewaspadaan. Dalam keseharian kita perlu berfikir positif. Tentu saja tanpa harus kehilangan kewaspadaan !.

Nobody can go back and start a new beginning,

but anyone can start today and make a new ending.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline