Lihat ke Halaman Asli

Ahlak Seorang Da'i dalam Menyebarkan Kebaikan

Diperbarui: 28 Mei 2024   00:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh: Syamsul Yakin
Dosen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Akhlak merupakan respons spontan terhadap perilaku orang lain. Untuk seorang dai, akhlak adalah respons spontan terhadap mad'u, yang bisa beragam perilakunya. Baik yang menyenangkan, asyik dengan dirinya sendiri, maupun yang menguji kesabaran dai.

Allah menegaskan bahwa seorang dai harus bersikap lembut, apapun kondisi mad'u. "Maka berkat rahmat dari Allah kamu menjadi lemah lembut kepada mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Sejarah dakwah Nabi menunjukkan bagaimana Allah melembutkan hati Nabi terhadap segala respons mad'u, termasuk saat menghadapi orang kafir Mekah. Nabi memperlakukan mereka dengan lunak, meskipun mereka berusaha memboikotnya secara ekonomi. Sikap lembut Nabi tetap dipertahankan karena mereka dianggap sebagai saudara yang harus dikembalikan kepada kebenaran.

Allah berpesan, "Dan sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka" (QS. Ali Imran/3: 159). Dari sini, dua akhlak penting bagi dai adalah lemah lembut dan pemaaf. Allah berjanji, "Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang setimpal, tetapi barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya dari Allah" (QS. al-Syura/42: 40).

Dai juga harus memintakan ampunan bagi mad'u yang berdosa, sebagaimana disebut dalam "Mohonkanlah ampunan bagi mereka" (QS. Ali Imran/3: 159).

Saat berdakwah di Thaif dan diperlakukan zalim, Nabi tetap berharap kebaikan bagi keturunan mereka (HR. Bukhari).

Selanjutnya, seorang dai harus bermusyawarah dengan mad'u, sebagaimana Allah ajarkan, "Dan bermusywarahlah dengan mereka dalam urusan itu" (QS. Ali Imran/3: 159). Seperti saat Perang Uhud, Nabi mengajak sahabat bermusyawarah untuk menghadapi musuh di luar Madinah.

Yang terakhir, seorang dai harus bertawakal setelah memutuskan suatu perkara, sebagaimana Allah berpesan, "Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah" (QS. Ali Imran/3: 159).

Jadi, akhlak yang harus dimiliki seorang dai berdasarkan QS. Ali Imran ayat 159 adalah lemah lembut, pemaaf, memohonkan ampunan, musyawarah, dan tawakal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline