Lihat ke Halaman Asli

United Center di Kaki Gunung Ciremai

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13728737211804056664

Planet Indonesia: Ruang Kiblat Nasionalisme Kuningan

Oleh : USEP HASAN SADIKIN @usephasans koordinator Jujurisme.net @JUJURisme

“Ini bukan cafe. Ini UC, united center.” Begitu klarifikasi singkat para penggiat Planet Indonesia (PI). Jangan coba-coba menyebut PI sebagai cafe. “Maaf, bagi orang awam cafe tuh identik dengan tempat gaul negatif,” lengkapnya. Berlokasi di Jalan Siliwangi No. 158, Kuningan Kota, PI memang bukan tempat temu bersosialisasi selayak cafe. Bukan hanya untuk temu ngobrol, makan/&minum, dari suasana fisiknya juga terasa adanya semangat nasionalisme. Berada persis di depan SMP Negeri 1 Kuningan, pagar bangunan PI dipenuhi grafiti kegelisahan pemuda untuk merubah keadaan. “Kembalikan Unyil Saya”, “Save Earth”, “Go Green”, “Berkarya Sampai ke Amerika”, “Lestarikan Budaya Indonesia” dan “Prestasi without Anarki” begitu bunyi pesan grafitinya. “Fight for Indonesia. Merdeka tapi terjajah. Bebas tapi terbelunggu. Hanya ada satu kata, lawan!” tegas rangkai kalimat pada tenda di pelataran parkir PI. Planet sebagai ruang kiblat Memilih kata “planet” sebagai bagian dari nama identitas PI mengandung kompleksitas makna. Selain makna mengangkasa dan berorbit, “planet” bermakna sebagai ruang sekaligus poros daya tarik (gravitasi). “Planet” tak hanya sebuah wadah tampung tapi juga kiblat. Bermakna sebagai ruang, PI mempuyai banyak fasilitas eksistensi. Ada panggung yang bisa dijadikan ruang ekspresi seni, diskusi, orasi dan komedi. Ada ruang studio alat musik yang bisa dipakai untuk bermain, latihan dan rekaman. Lalu ruang karaoke dan keyboard sebagai penampung seni vokal. Juga ada ruang temu di dalam dan luar bangunan PI beserta akses internet sehingga pas untuk diskusi kelompok. Selain itu ada perpustakaan mini di mana bukunya bisa menjadi amunisi aktivisme. Bermakna sebagai kiblat, PI merupakan tempat yang mempunyai gravitasi temu dan rujukan. Dengan segala ruang dan fasilitas eksistensinya PI terus diupayakan bisa menjadi pusat temu pemuda untuk beraktualisasi sekaligus berkarya. Pemuda, baik perseorangan maupun kelompok atau komunitas, ditarik oleh PI untuk bertemu dan eksis berdasarkan hasratnya. Mulai berdiri sejak Januari 2012, hingga kini PI sudah menampung banyak kelompok atau komunitas. Ada kelompok band berbagai genre, dari Gamaican Sound (reage), sampai Zamhari-kill (brutaldeath), dan lain-lain. Ada Ikatan Silaturahmi Nasyid Kuningan (Instink) dan Hijaber, kelompok seni vokal islami dengan program panggung rutin di Jumat sore hingga malam. Ada komunitas Stand-Up Comedy Kuningan yang open-mic di malam Minggu. Juga ada komunitas pendukung klub sepakbola Manchester United, Liverpool, Juventus, Milan, Inter Milan dan klub sepak bola besar lainnya dengan program nonton bareng pertandingan langsung di PI. Paling segar ada komunitas ideologi anti-korupsi, Jujurisme.net dengan progam nonton film bareng dan diskusi bulanan. Kenapa “Indonesia”, bukan “Kuningan”? Planet Indonesia di Kuningan. Ada kata “Indonesia” sebagai bagian nama. Pada lambangnya ada “Pancasila” yang menguatkan makna cita Indonesia. Ini ruang temu di Kuningan yang bercita untuk keadaan bersama yang lebih baik. Ke-Esaan spiritual, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan beserta Musyawarah, dan Keadilan Sosial merupakan cita universal dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Rasanya tak ada yang tak setuju dengan bingkai bersama menyertai cita tersebut. Pemaknaannya akan menjawab petanyaan, “kenapa ‘Indonesia’ sebagai penyerta kata ‘Planet’?”, “Kenapa bukan ‘Kuningan’?” Ada persamaan makna identitas dan tujuan di antara kita yang berbeda. Persamaan yang harus lebih ditinggikan dari pada bentuk fisik kedaerahan. Indonesia yang lebih baik beserta nilai-nilai bersama adalah tujuan, sedangkan Kuningan merupakan domisili tempat kita berekspresi dan berkarya, merubah dan menginspirasi. Ini entitas ruang lokal yang terbuka terhadap semua identitas kedaerahan lainnya. Tak harus menjadi orang Kuningan untuk aktif di PI. Kuningan bagian dari Indonesia. Baik/buruk-nya Indonesia pun ditentukan oleh upaya menyikapi keadaan Kuningan. Kita yang masuk ke ruang fisik bangunan Planet Indonesia akan terpapar nasionalisme perubahan lewat gambar. Ada fasisme “satu nusa-bangsa-bahasa Indonesia”. Ada “Amanat Bersama Indonesia United” dan Soempah Poemuda 28 Oktober 1928 yang redaksi isinya lepas dari diskriminasi identitas. Ada para presiden dan tokoh pendidikan Indonesia. Ada Pahlawan Revolusi. Ada “Fight for Indonesia” dan “Freedom Indonesia”. Semuanya mengingatkan kita di masa kini terhadap kepahlawanan Indonesia di masa lalu. “Who the next hero? Fight your fear. Fight for Indonesia,” satu lagi dari isi gambar, seperti coba menyimpulkan makna ruang PI. Indonesia dalam bentuk tanah air merupakan bagian dari planet bernama bumi. Menamakan Indonesia dengan istilah Planet Indonesia merupakan optimalisasi usaha meng-Indonesia. Artinya, Indonesia bukanlah entitas ruang-waktu-isi yang tetap dan terus terpuruk. Berdasar romantisme kemerdekaan serta capaian founding-parents, kita harus mengupayakannya Indonesia untuk berubah, berkembang, menjadi lebih baik. Mungkin kita bisa menduga, mengetahui atau melihat langsung bahwa optimalisasi perubahan terjadi di bagian lain daerah Indonesia. Tapi yang pasti, kita bisa memastikan optimalisasi perubahan terjadi di Kuningan dengan nilai ke-Esaan spiritual, Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan beserta Musyawarah, dan Keadilan Sosial dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika. Meng-Indonesia melalui Planet Indonesia.*** https://twitter.com/PIkuningan https://www.facebook.com/groups/285569318154358/ http://www.reverbnation.com/PIrebel




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline