adalah satu hal yang membanggakan bagi saya pribadi bersama rekan-rekan 27 provinsi pada saat itu, dimana setiap daerah mengirim perwakilan yang terdiri dari Putra dan Putrihasil penyaringan yang cukup ketat dan melalui proses yang cukup panjang dari tingkat sekolah, kabupaten, kota dan provinsi hingga tingkat nasional.
Terpilih mewakili Daerah, setelah melewati tahapan-tahapan seleksi yang begitu ketat, bersaing dengan ratusan pelajar lainnya bergabung dalam Pasukan Pengibar Bendera Pusaka di Istana Negara,Dibutuhkan kesiapan mental dan fisik selama melewati tahapan proses penyaringan, hampir kurang lebih tujuh bulan sampai dengan pelaksanan tugas sebagai Pasukan Pengibar Bendera Pusaka, selain fisik dan mental pengetahuan dan prestasi lain akan menjadi point tambahan bagi para peserta seleksi untuk bisa lolos ketingkat Nasional.
Pengalaman saya ada tahapan wawacara yang menguji wawasan lain diluar baris berbaris, jadi ini sangat penting untuk disiapkan, setelah melewati tahapan-tahapan tersebut saya lolos ketingkat nasional mewakili Provinsi Sulawesi Tengah, dan berkumpul bersama rekan -rekan lain nya.
Kurang lebih sebulan di Cibubur kami mengikuti pelatihan, sebelum pelaksanaan Pengibaran Bendera Pusaka di Istana Negara.
begitu juga yang bertugas sebagai pembawa baki, danton kelompok, pengerek, pembentang, semua nya telah dilatih dan diberikan kesempatan untuk mencoba sampai dengan diumumkan siapa yang akan diposisi tersebut.
Kami yang bertugas akan dibagi menjadi dua tim Nusa dan Bangsa kebetulan saat itu saya masuk kedalam tim Bangsa sampai dengan H min 3 sebelum pelaksanaan akan diumumkan pada saat apel persiapan pelaksanaan di wisma Negara, jadi semua tim pada saat itu sudah disiapkan untuk latihan Penaikan dan Penurunan,Sebelum malam pegukuhan yang dilaksanakan di Istana Merdeka, sore harinya kami mengikuti proses Pelipatan Bendera Duplikat dan diberikan kesempatan untuk melihat secara langsung bendera pusaka yang dijahit oleh Ibu Fatmawati yang juga menjadi tahun terakhir ikut mendampingi bendera duplikat dan teks proklamsi asli dalam ruangan penyimpanan Istana Negara, tercium wangi melati dalam Istana begitu harum sebagai anak daerah ini adalah pengalaman pertama kali dalam hidup saya, masuk dan melangkahkan kaki di Istana Negara, serta berjabat tangan langsung dengan Presiden B.J Habibie.
ditonton jutaan masyarakat Indonesia dalam harapan dan Doa semoga Tugas Kami dapat berjalan dengan lancar sampai dengan pelaksanaan penurunan bendera Pusaka. dan akhirnya tugas kami selesai sebagai kenang-kenangan saya tuliskan nama rekan-rekan saya beserta asal daerah yang bertugas Pada Pelaksanan Upacara Pengibaran dan Penurunan Bendera Pusaka 17 Agustus Tahun 1999 di Halaman Istana Negara.
Kegelisahan menghantui tidur malam menjelang pelaksanaan yang terbayang derap langkah kaki, berjalan tegap memakai pakaian paskibraka warnah putih-putih dengan kancu merah putih melingkar dileher, serta topi hitam berlambangkan Pancasila, beserta diikuti pasukan paspampres lengkap berseragam merah putih, terdengar suara Danton Pasukan Mengelegar memecah keheningan yang menandakan kami akan memasuki lapangan upacara , sorotan kamera yang menyiarkan secara langsung.1. D.I. Aceh -Teuku Awaluddin-Sri Rachmani2. Sumatera Utara - Idris Eal Al Amini- Detania Sukarja3. Sumatera Barat- Dika Sacend- Lolanda Mulia4. Riau- Marsudi- Siska Septianasari5. Jambi- Edi Priyanto- Istifa Amalia6. Sumatera Selatan- Donny Rakasiwi- Adillah7. Bengkulu- Fitraddy Wisnu Ramadhan Saputra- Dina Wardani8. Lampung- Dedi Setiadi- Anita Veramawati9. DKI Jakarta- Rudy Harun Al Rasyid- Novita Puspa Dewi10. Jawa Barat- Rangga Aribowo- Puteri Bhatari Krisna Murti Martiani11. Jawa Tengah- Apri Arfianto- Dwiantari Josiana Sulantrika12. D.I. Yogyakarta- Akhid Nur Aziz- Rahma Kusuma Wardhani13. Jawa Timur- Anton Prasetyo- Wardah Nur Hijjah Sofia14.
Bali- I Kadek Putra Yudiarta- I Gusti Ayu Nyoman Tri Yulianti15. Nusa Tenggara Barat- Imam Santoso- Dima Farimawati16. Nusa Tenggara Timur- Ovi Ryandri Opat- Lussiana Naimnule17. Kalimantan Barat- Joko Santoso- Herlia Damayanti18. Kalimantan Tengah- Ahmad Sunarto- Esna Prahesti19. Kalimantan Selatan- Kemal Mahendra Dau- H.J. Ananda20. Kalimantan Timur- Arwindo Deny- Titin Silvia21. Sulawesi Utara- Fernando Thursday Salu- Justitia Wilhelmina Ghinsha Pua 22. Sulawesi Tengah- Rukly Chahyadi- Jessica Gienardy 23.
Sulawesi Selatan- Arif Wangsa Hamid- Indah Isyana24. Sulawesi Tenggara- Syainur Aladdin - Linda Djabir25. Maluku- Robby Topan Manusiwa- Sri Widary Parto26. Irian Jaya- John Yonas Moporteyau - Amelia Christine Mansnandifu27. Timor Timur- Joao Baptista Da Costa Diaz- Sonia Natalia Lay Ximenesbanyak cerita dan kenangan selama proses penggemlengan, kegiatan yang begitu padat yang harus dijalani sebulan mulai dari latihan, pendidikan Kepemimpinan dan Ketrampilan, menjadikan hari-hari yang kami jalani terasa begitu singkat.
Selama di asrama kami ditemani oleh pembina yang menjadi pengganti orang tua kami, Bunda Bunakim, Bunda Syofini Bunda Farida ,Kak Dharminto Surapaty, Kak Sunityyo Rahardjo, Kak Toto Argo Para pelatih Kami Letkol Mar.Ikin, Mayor Mar Prasojo Sunarto, Kapten Mar Edy Prakoso, Kapten Art Didik S, Kapten Inf Sarim Abdullah, Letda Inf Maramis Sodikin,Polda Kowad Lilis R Paweka , Sertu Kowal Daramis M., Serda Wara Maria Teresha, Sertu Polwan Rosni Erlinda, Sertu Bah Subagio Serda Ginoyo. Danpas Kapten Mar Sukarno, Lettu Mar Umar Farouq, Kapte Laut Mukhlis, Kapten Laut Fares Prasetyo, Anggota Seksi Diklat Kak Adi Nugroho dan Kak Putri Mega.W.Semoga Kita Bisa Bertemu dan Berkumpul Kembali.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H