Lihat ke Halaman Asli

Pelajaran Berharga untuk Saya Pribadi dan Untuk Kalian Semua Part 2

Diperbarui: 20 Juli 2023   22:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Keterkaitan dengan apa yang saya tulis kemarin tentang pelajaran berharga yang acapkali teramat sering kita lupakan maka saya akan melanjutkan pelajaran berharga berikutnya yang tidak kalah berharga dari pelajaran berharga kemarin yaitu

KESUKSESAN ITU PADA DASARNYA TERLETAK PADA SEBERAPA BESAR ANDA INGIN REPOT-REPOT DAN DI REPOTIN OLEH ORANG LAIN

Saya melihat pola ciri khas yang ada dari beberapa orang yang berhasil di bidangnya adalah mereka ingin repot-repot mengerjakan sesuatu yang orang lain belum tentu ingin mengerjakannya dan bersedia untuk di "repotin" oleh orang-orang yang butuh kegunaan dari orang yang direpotkan seperti ketika anda mempunya keahlian di lingkungan area rumah anda dan orang-orang di area rumah anda tidak punya keahlian yang anda punya maka otomatis mereka akan merepotkan anda  dikarenakan anda memiliki kemampuan yang mempunyai kegunaan bagi mereka kurang lebih seperti itu

KECUKUPAN DATANG DARI EKSISTENSI

Boleh setuju atau tidak, ya seterah Anda tetapi saya ingin beri tau kepada Anda bahwa hidup berkecukupan datang dari eksistensi kita yang bermanfaat bagi orang lain yang biasa saya sebut pleasure serotonin, terlebih rasa cukup ternyata berasal dari seberapa besar kontribusi yang sudah kita lakukan terhadap orang lain dan orang yang merasakan kontribusi kita juga merasakan hal yang sama seperti apa kita rasakan "bingung "

Begini seorang dokter akan merasakan kepuasan ketika pasiennya mengatakan terima kasih banyak dokter telah menyelamatkan hidup saya, seorang guru akan merasakan kepuasan yang luar biasa ketika wali murid dari murid yang ia ajar mengatakan terima kasih banyak pak karena berkat bapak anak saya dapat beasiswa di sekolah yang bergengsi, ataupun kuli bangunan yang ketika mencoba safari ke tempat-tempat yang dulu pernah berada di proyek pembangunan tersebut lalu tiba-tiba ibu pemilik rumah yang rumah beberapa tahun rumahnya pernah di bangun oleh kuli tersebut menyadari bahwa bapak kuli tersebutlah yang pernah ada di proyek pembangunan rumahnya menawarkan bapak kuli tersebut untuk minum kopi dan menyuguhkan gorengan kira-kira apa yang bakal dirasakan bapak kuli tersebut kalian bisa nilai sendiri

MANUSIA SANGAT SUKA DENGAN GARIS YANG EKSPONENSIAL

Keterlibatan kita akan sesuatu yang membuat kita menanjak akan sulit dilupakan ketimbang sesuatu yang membuat kita menurun dan sesuatu yang membuat kita menurun akan menyulitkan kita mengingat apa yang pernah membuat kita dapat menanjak, maksudnya apa sih

Simpelnya adalah kita ini adalah makhluk hidup yang kodratnya bersosialisasi, dilematik dari makhluk hidup yang kodratnya adalah bersosialisasi adalah kebutuhan untuk menjadi sorotan utama (spotlight)  di dalam sebuah komunitas (sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama yang saling membutuhkan satu sama lain) yang pada akhirnya menjadi sebuah komoditi (sekumpulan orang yang memiliki tujuan yang sama yang saling membutuhkan satu sama lain dan terjadinya penambahan anggota yang sangat masif lalu lambat laun terjadi aktivitas-aktivitas yang sifatnya komersialisasi) lanjut  kebutuhan yang tersembunyi namun sering menjadi momok yang dirasakan di hati dan tidak sedikit mengganggu keadaan psikis bahkan banyak dari manusia yang  berusaha menghalalkan segala cara hanya untuk berada di puncak hierarki hanya untuk dapat eksis di sebuah  komunitas sosial.

Makanya rasa frustrasi muncul di kehidupan manusia yang merasa tidak ada peningkatan eksponensial (drastis) di kehidupan yang mereka jalani, jika zaman Batu (megalitikum)  manusia frustrasi karena keberlangsungan hidup sedangkan zaman sekarang manusia frustrasi akan nasib hidup....

Kedua hal di atas sudah menjelaskan kenapa seseorang dapat mengalami situasi depresi bahkan gangguan emosional yang berujung pada gangguan mental seperti skizofrenia, gangguan kepribadian ambang dan lain sebagainya, memang tidak di pungkiri bisa jadi adanya kelainan pada saraf-saraf di otak ataupun cairan yang ada di otak tetapi fakta di lapangan kebanyakan mereka yang terganggu mentalnya dikarenakan society (lingkungan)....

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline